REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelibatan perempuan ditingkat desa menjadi salah satu fokus PBB dalam upaya global menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme. Hal ini mengemuka dalam pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh UN Women bekerjasama dengan UNOCT, United Nations Office of Counter Terrorism (Badan PBB yang bertugas menangkal terorisme didunia) yang dihadiri oleh Yenny Wahid sebagai salah satu pembicara.
“Mereka tertarik dengan program Kampung Damai yang kami inisiasi di berbagai desa di pulau Jawa” jelas Yenny.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh pimpinan tinggi beberapa lembaga PBB tersebut Yenny diminta untuk menjelaskan dampak dari programnya yang banyak menyasar masyarakat ditingkat akar rumput.
“ ketika masyarakat desa, terutama perempuan, dikuatkan, maka dampaknya langsung terasa secara masif. Data yang kami dapatkan melihat hubungan langsung antara perempuan yang berdaya dan tingkat radikalisme. Makin berdaya seorang perempuan, makin kecil kemungkinan ia terpapar aksi radikalisme”, jelas Yenny.
“Program desa damai kami memberikan pelatihan dan penguatan ekonomi untuk para ibu ditingkat akar rumput, ditambah dengan pelatihan tentang upaya perdamaian yang bisa mereka praktekkan di komunitasnya masing-masing.”
“Saya senang bahwa kami mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan program ini karena ini berarti promosi untuk Indonesia”, imbuhnya.
Dalam forum yang dimoderatori oleh dubes tetap Uni Emirat Arab untuk PBB, Lana Zaki Nusseibeh tersebut, Yenny diminta untuk memberikan pendapatnya atas rencana UN untuk membuat sebuah Rencana Aksi Penanggulangan Terorisme yang melibatkan lebih banyak peran perempuan dan anak muda didunia, utamanya dalam area pencegahan tindak pidana berbasis kekerasan.
“Pelibatan perempuan dalam upaya pencegahan radikalisme mutlak dilakukan mengingat perempuan adalah salah satu korban utama ketika terjadi kekerasan dimasyarakat.”
Yenny juga sekaligus menghadiri Forum CSW ( Comission on the Status of Women) di PBB, sebuah acara tahunan yang menghadirkan delegasi dari berbagai negara didunia.
“Tahun ini memang fokusnya adalah penguatan perempuan ditingkat akar rumput, seperti dijelaskan sekjen PBB, Antonio Guteres dalam pidato beliau” jelas Yenny. “ Beberapa perempuan dari berbagai daerah rural didunia dihadirkan dan didengar ceritanya oleh seluruh delegasi dunia yang hadir” terang Yenny.