REPUBLIKA.CO.ID, SHARJAH -- Bulan suci Ramadhan di Uni Emirat Arab (UEA) diperkirakan akan jatuh pada 17 Mei. Sementara itu, Ibrahim Al Jarwan, wakil direktur jenderal Pusat Ilmu Astronomi & Antariksa Sharjah, mengatakan bahwa jam berbuka puasa melebihi 13 jam dalam sehari.
Al Jarwan mengatakan, bulan baru pada bulan suci Ramadan akan terlahir pada Selasa (13/5) sekitar pukul 3.48 waktu UEA. Bulan tersebut akan menghilang dua menit sebelum matahari terbenam pada malam yang sama. Namun demikian, ia mengatakan tidak mungkin melihat bulan baru setelah matahari terbenam di UEA.
Bulan tersebut akan tetap terlihat selama satu jam 16 menit saat matahari terbenam. Namun demikian, ia mengatakan bahwa bulan baru pastinya akan terlihat setelah matahari terbenam pada Rabu (16/5). "Dengan demikian, Kamis (17/5) akan menjadi hari pertama Ramadhan sesuai perhitungan astronomi. Masa puasa akan berlangsung 13.25 jam di awal bulan Ramadhan," kata Al Jarwan, dilansir di Khaleej Times, Selasa (13/3).
Ia menambahkan, bahwa jam puasa kemudian meningkat menjadi 13.42 jam dan mencapai 15 jam pada akhir bulan Ramadhan. Sementara itu, bulan baru memasuki bulan Syawal berdasarkan kalender lunar (qamariyyah) setelah berakhirnya Ramadhan diperkirakan akan muncul pada Rabu (13/6) sekitar pukul 11.43 waktu UEA. Ia menegaskan bahwa kemunculan bulan itu akan dipantau setelah matahari terbenam pada Kamis (14/6), dan terlihat jelas pada Jumat (15/6). "Dan itu akan menjadi hari pertama Idul Fitri sesuai perhitungan astronomi," tambahnya.
Al Jarwan mengatakan, suhu diperkirakan akan berkisar sekitar 41 derajat Celcius selama Juni. Sementara suhu minimum diperkirakan mencapai 26 derajat. Ia menambahkan, bahwa kawasan UEA akan terkena angin panas setiap 10 hari sampai 14 hari, dengan suhu naik sampai tiga derajat hingga lima derajat di atas normal selama dua hingga lima hari selama bulan-bulan musim panas dari Juni sampai akhir Agustus.