REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemanfaatan dana desa dengan skema padat karya tunai terus dilakukan di pedesaan. Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, memanfaatkan hal tersebut untuk membangun infrastruktur pendukung Kawasan Agropolitan Belimbing.
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Taufik Madjid mengatakan berdasarkan hasil musyawarah, masyarakat Desa Tasikmadu mengalokasikan dana desa sebesar Rp 172 juta untuk membangun paving blok tempat parkir taman wisata belimbing dengan total volume 852 meter persegi.
"Anggaran sebesar Rp 53 juta dari total pembiayaan digunakan untuk membayar upah pekerja. Sebanyak 25-30 pekerja dari warga miskin dan pengangguran terlibat dalam pembangunan tersebut," kata Taufik melalui siaran pers kepada Republika, Senin (12/3).
Dengan target pengerjaan selama 30 hari, lanjut dia, upah yang diterima para pekerja yakni Rp 75 hingga Rp 80 ribu per hari. Selain paving blok, Desa Tasikmadu juga memanfaatkan dana desa dengan skema padat karya tunai untuk pembangunan drainase.
Menurut dia, Infrastruktur tersebut ditujukan untuk memperlancar drainase di Kawasan wisata. Dengan panjang 190 meter, pembangunan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 77 juta. Sebanyak Rp 35 juta dialokasikan untuk upah pekerja dengan jumlah pekerja yang terlibat yakni 20 orang. Upah yang didapatkan untuk tukang yakni Rp 80 ribu dan Rp 75 ribu untuk pekerja.
Taufik menambahkan, pemerintah akan turun langsung ke daerah untuk meninjau pelaksanaan padat karya tunai. Dirinya juga meminta para pendamping desa untuk berkontribusi aktif dalam proses perencanaan padat karya tunai.
"Untuk evaluasi program, kami tiap saat akan dan telah melakukan tinjauan lapangan. Kami juga meminta pendamping desa bersama kepala desa menjaga secara konsisten padat karya tunai ini. Harapannya desa-desa lain mengikuti pola yang sama," tegas dia.
Sementara itu, Kepala Desa Tasikmadu, Puji Prajoko mengatakan, dana desa sangat dirasakan manfaatnya sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Pasalnya, desa yang kini sedang mengembangkan Kawasan Agropolitan Belimbing menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke desanya. Infrastruktur yang semakin baik pun semakin menarik minat para wisatawan.
"Dengan sarana prasarana yang memadai maka ada kenyamanan pengunjung di area wisata. Sebelumnya jalan bebatuan, kini area parkir jadi nyaman. Terlebih ini juga dikelola oleh BUMDes," jelas Puji.
Kawasan Agropolitan Belimbing Desa Tasikmadu mulai dikembangkan menjadi Kawasan agrowisata sejak tahun 2017 lalu. Setiap satu hektar pada lahan seluas 25 hektar tersebut, ditanami 300 tanaman. Pengelolaan dilakukan oleh kelompok tani yang berjumlah 32 orang.