REPUBLIKA.CO.ID, FILIPINA -- Amerika Serikat (AS) memberikan enam pesawat nirawak (drone) kepada Filipina pada Selasa (13/2). Pesawat tersebut diberikan agar Filipina lebih leluasa memantau pergerakan kelompok milisi serta merespons bencana alam.
Enam pesawat nirawak yang diberikan AS bertipe Boeing Insitu Scan Eagle. Pesawat nirawak ini memiliki dua kamera dan mampu beroperasi hingga 24 jam dalam satu putaran tunggal. Harga enam pesawat ini sekitar 13,7 juta dolar AS dan dimasukkan dalam program bantuan militer luar negeri Washington.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana sangat menyambut bantuan militer berupa pesawat nirawak dari AS. "Akuisisi Scan Eagle ini adalah salah satu cara untuk memodernisasi militer guna mencegah mereka ingin berperang melawan negara kita," katanya.
Lorenzana berencana untuk mengoperasikan pesawat-pesawat nirawak ini untuk memantau pergerakan kelompok milisi serta bajak laut yang berkeliaran di sekitar Filipina. Menurutnya bantuan tersebut telah membuktikan persahabatan antara negaranya dan AS.
"Kolaborasi ini merupakan indikasi niat baik Filipina dan AS, persahabatan yang mendalam, dan komitmen sejati terhadap perdamaian," kata Lorenzana.
AS merupakan mitra militer terpenting Filipina. Kedua negara memiliki aliansi perjanjian yang telah berlangsung puluhan tahun serta pakta yang memungkinkan rotasi pasukan AS, termasuk latihan militer gabungan.
Namun hubungan tersebut diuji oleh permusuhan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap AS. Kendati demikian, militer AS tetap memberikan dukungan teknis serta pengawasan yang vital dalam membantu Filipina mengakhiri pendudukan selama lima bulan di Marawi oleh milisi mengatasnamakan Islam tahun lalu.