Selasa 13 Mar 2018 18:05 WIB

Kota Bandung Optimistis Raih Piala Adipura

Ada 11 sektor yang menjadi perhatian DLHK dan tim Adipura.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Piala Penghargaan Adipura. (ilustrasi)
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Piala Penghargaan Adipura. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung telah tiga tahun berturut-turut mendapatkan penghargaan Adipura. Tahun 2018 ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung optimistis bisa kembali meraih penghargaan Adipura.

"Kami optimistis seratus persen meraih Adipura lagi," kata Sekretaris DLHK Kota Bandung Dedy Dharmawan dalam Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (13/3).

Dedy mengaku yakin meraih Adipura sebab pihaknya bersama dinas-dinas terkait telah berupaya maksimal menjaga kebersihan Kota Bandung di berbagai sektor. Di titik-titik penilaian, Dedy beserta tim melakukan serangkaian program untuk memperbaiki lingkungan sehingga lebih bersih dan sehat.

Menurutnya ada 11 sektor yang menjadi perhatiannya dan tim Adipura. Lokasi inilah yang menjadi fokus utama pemeliharaan kebersihan karena juga menyangkut fasilitas publik.

"Di pasar, perumahan, pertokoan, perkantoran, Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), taman, hutan kota, rumah sakit atau puskesmas, sekolah, terminal, stasiun, jalan, dan saluran terbuka atau sungai," ujarnya.

Selain itu, tim juga terus mengedukasi masyarakat terkait terus menjaga kebersihan dan lingkungan. Salah satunya edukasi menghilangkan sampah sejak dari sumbernya.

Selain kebersihan, ada juga penilaian pemilahan sampah. "Penilai akan melihat dan menilai pola pemilahan sampah yang dilakukan Kota Bandung," kata dia.

Ia mengaku, tidak melakukan proses ini sendirian. DLHK Kota Bandung menggandeng berbagai pihak untuk turut mewujudkan Bandung yang bersih, seperti sekolah, rumah sakit, dan dinas-dinas terkait. Kolaborasi dari masyarakat dan pemangku kepentingan ini menjadi salah satu kunci sukses menjaga kebersihan di Kota Bandung.

Kendati begitu, ia mengakui bahwa bagian tersulit dari proses ini adalah membangun kolaborasi dengan masyarakat. Masih adanya masyarakat yang belum sadar akan kebersihan menjadi tantangan utama baginya.

"Ini sampah kita, sampah Anda. Anda tahu tidak sampah ini nanti dipindahkan ke mana? Kebanyakan masyarakat tidak tahu, sampah yang mereka buang akan dibawa kemana. Mereka hanya tahu buang saja," jelasnya.

Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan dengan menghilangkan sampah sejak dari sumbernya. Ia mencontohkan dengan membawa botol minuman sendiri sehingga sampah minuman kemasan bisa berkurang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement