Selasa 13 Mar 2018 18:24 WIB

Rusia Diduga Gunakan Agen Saraf Langka dan Berbahaya

Novichok digunakan dalam aksi percobaan pembunuhan mantan intelijen Rusia.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.
Foto: Andrew Matthews/PA via AP
Polisi Inggris berjaga di dekat rumah seorang mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal yang diserang dengan zat agen saraf.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Racun agen saraf Novichok disebut sebagai salah satu senjata kimia paling mematikan yang pernah dibuat. Racun ini digunakan dalam aksi percobaan pembunuhan mantan agen intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.

Ilmuwan di luar Rusia sangat sedikit memiliki pengalaman dalam mengatasi racun agen saraf jenis itu. Novichok pertama kali dikembangkan secara rahasia oleh Uni Soviet selama Perang Dingin di era 1980-an, sebagai alat untuk melawan pertahanan senjata kimia AS.

Keberadaannya tetap dirahasiakan sampai pertengahan 1990-an. Informasi mengenai produksi Novichok terungkap dengan sengaja oleh ilmuwan Soviet, Vil Mirzayanov. Namun sampai saat ini, tidak ada negara di luar Rusia yang diketahui telah mengembangkan substansi yang serupa dengan Novichok.

Ahli senjata kimia Hamish de Bretton-Gordon menggambarkan racun Novichok sebagai senjata kimia yang sangat canggih.

 

"Sulit membayangkan sebuah skenario tanpa ada campur tangan Rusia di dalamnya," kata de Bretton-Gordon, mantan komandan Resimen Chemical, Biological, Radiological and Nuclear (CBRN) militer Inggris, kepada CNN.

"Jadi, kemungkinan beberapa racun Novichoks ini telah dicuri oleh penjahat atau teroris dari Rusia dan kami menunggu penjelasan dari Duta Besar Rusia untuk London besok, tapi saya pikir ini sangat tidak mungkin," jelasnya.

Menurut Profesor Gary Stephens, ahli farmakologi di University of Reading, Novichok adalah racun agen saraf yang lebih berbahaya daripada sarin dan VX. Sarin telah banyak digunakan dalam serangan senjata kimia di Suriah. Sementara VX digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam, saudara seayah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di Malaysia tahun lalu.

Menurutnya, substansi ini juga sulit untuk diidentifikasi. "Salah satu alasan utama agen saraf ini dikembangkan adalah karena komponen-komponennya tidak ada dalam daftar terlarang," kata Stephens.

Ia mengacu pada Konvensi Senjata Kimia, sebuah perjanjian kontrol senjata internasional yang ditandatangani pada 1993. Perjanjian ini melarang penggunaan, pengembangan, produksi, penimbunan, dan transfer senjata kimia.

Novichok adalah cairan tak berwarna, tak berbau, tak berasa, dan mudah dipindahkan. Racun ini kemungkinan tidak terdeteksi di bandara atau pelabuhan, atau bahkan di dalam surat.

Seperti agen saraf lainnya, Novichok bekerja dengan memperlambat denyut jantung dan menutup saluran pernapasan. Racun ini menyebabkan kematian yang cukup lambat dan seringkali menyakitkan karena sesak napas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement