REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman melakukan panen perdana timun baby. Timun baby itu sendiri dikembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bintang 18 di area persawahan Dusun Clumprit, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik.
Panen dilakukan Bupati Sleman, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan serta Camat Ngaglik. Direktur Bumdes Bintang 18, Haryono mengatakan, pada tahun pertama program utama Bumdes yang dipimpinnya menitikberatkan agrobisnis dengan membudidayakan timun baby.
Pengembangan dilakukan bekerjasama dengan 22 petani di Desa Sardonoharjo. Ia menerangkan, panen yang dilakukan demplot seluas 400 meter persegi itu mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp 4 juta.
"Modal awal penanaman timun baby di demplot ini sebesar Rp 2 juta, dan ketika menghasilkan RP 6 juta," kata Haryono, Selasa (13/3).
Ia menilai, lahan seluas kurang lebih tiga hektar itu digunakan untuk mengembangkan timun baby dengan target panen perhari lima kuintal sampai satu ton. Timun baby mulai tanam sampai dapat dipetik apda hari ke-30.
Menurut Haryono, demplot timun baby di Dusun Clumprit ini panen pada hari ke-37 memakai bibit vitany F1 yang bisa menghasilkan tiga kilogram timun baby dalam satu tanaman. Timun baby dipetik sehari dua kali yaitu pada pagi dan sore.
Haryono sendiri menyimulasikan dari hasil panen lima kuintal perhari dengan asumsi harga Rp 3 ribu per kilogram. Untuk keuntungan, ia mengungkapkan, timun baby mampu menghasilkan omset sebesar Rp 1,5 juta perhari.
"Dari usaha timun baby ini kami proyeksikan meraih keuntungan sebesar Rp 180 juta pada akhir 2018 nanti," ujar Haryono.
Selepas panen, Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyampaikan apresiasi kepada Bumdes Bintang 18 yang telah berhasil mengembangkan budidaya timun baby sebagai salah satu usaha berbasis agrobisnis. Ia berharap, ke depan timun baby makin dikenal masyarakat luas.
Ia melihat, timun baby sendiri yang berada di bidang pertnaian, memiliki hasil yang sangat menjanjikan. Terlebih, lanjut Sri, hanya dalam kurun waktu 30 hari saja timun baby sudah dapat dipanen.
"Awal panen pertama sudha bisa mengembalikan modal dan selebihnya merupakan keuntungan petani," kata Sri.
Sri berharap, bumdes-bumdes terus berkreasi dan menjaga kualitas produk, baik pertanian maupun bidang-bidang lain. Ia mengingatkan, membangun ekonomi daerah tidak bisa dilepas dari peranan petani, pelaku usaha, lembaga keuangan dan pemerintah sendiri.
Menurut Sri, salah satu bidang usaha yang memiliki eksistensi penting dalam pembangunan perekonomian daerah di Kabupaten Sleman merupakan pertanian. Bahkan, ia berpendapat, usaha sektor pertanian memiliki andil penurunan kemiskinan.
"Sektor ini memiliki hubungan yang positif dalam program penurunan kemiskinan," ujar Sri.