Rabu 14 Mar 2018 13:52 WIB

Kementan Uji Coba Teknologi Baru untuk Tata Kelola Air

Teknologi ini diharapkan jadi solusi efektif dan efisien untuk ahan rawa dan kering.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Kementerian Pertanian melakukan uji coba teknologi tata kelola air, yang disebut dengan //Sheet-Pipe System// di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kemeterian Pertanian, Subang pada Selasa, (13/03).
Foto: Humas Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian melakukan uji coba teknologi tata kelola air, yang disebut dengan //Sheet-Pipe System// di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kemeterian Pertanian, Subang pada Selasa, (13/03).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Kementerian Pertanian melakukan uji coba teknologi tata kelola air yang disebut dengan Sheet-Pipe System di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Kementerian Pertanian, Subang, Selasa (13/3) lalu. Teknologi dari Jepang ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif dan efisien untuk pengembangan lahan rawa dan lahan kering di Indonesia.

Staf Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian Ani Andayani hadir mewakili Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam uji coba. Ia menjelaskan saat ini Indonesia terus mengejar dan melihat peluang dengan berbagai aplikasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanah air.

"Kita semua tahu, Menteri Pertanian tidak ingin lahan tidur berupa rawa dan lahan kering menjadi lahan terlantar dan tidak produktif," kata Ani seperti dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/3). Berbagai upaya telah dilakukan akan tetapi meski berhasil memanen padi di lahan rawa, namun tingkat produktivitas dan optimalisasi lahan dinilai masih kurang.

photo
Kementan uji coba teknologi baru tata kelola air.

Menurut Ani, data yang dihimpun oleh Kementerian Pertanian bersama Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan rawa dan lahan kering di Indonesia sudah mencapai hampir dua juta hektare. Namun Pemerintah menargetkan empat juta hektare.

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Pertanian bidang Infrastruktur Pertanian Budi Indra Setiawan memaparkan bahwa penjajakan teknologi Sheet-Pipe System sudah berlangsung selama tiga tahun. Perusahaan yang mengembangkan teknologi tersebut sudah berjanji melakukan studi kelayakan selama tiga kali musim tanam di Balai Besar Padi, Sukamandi.

"Semoga dapat berjalan lancar dan bisa menjadi solusi penanganan lahan marginal dan sub marginal di indonesia," ujar Budi.

Selanjutnya, Japan International Cooperation Agency (JICA) akan menjadi sponsor penerapan teknologi ini di Indonesia dengan memberikan dana hibah selama tiga tahun. Dana tersebut digunakan untuk penerapan teknologi pada lokasi lahan rawa maupun lahan kering di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Sejauh ini, di luar Jepang, teknologi ini baru diaplikasikan di Vietnam atau pada Delta Sungai Mekong. Indonesia menjadi negara kedua di luar Jepang.

CEO Kyouwa Kensetsu Kogyo Co., Ltd, Koremasa Tamura mengatakan produk Sheet-Pipe System sudah melewati masa uji coba dan mendapatkan paten international. Teknologi ini dapat bertahan selama 15 tahun, bahkan hingga 20 tahun. Ia melihat kondisi lahan di indonesia layak menggunakan teknologi ini.

Pada akhir uji coba di lapangan, Ani mengevaluasi bahwa aplikasi teknologi Sheet-Pipe System membutuhkan sumber daya manusia terlatih dan memahami IT. Sebab teknologi menggunakan alat yang sudah canggih dengan sensitivitas sensor yang sangat tinggi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement