Rabu 14 Mar 2018 20:32 WIB

Erdogan: Operasi Militer di Afrin Segera Rampung

Pasukan akan membersihkan Manbij dan kawasan timur sungai Euphrates.

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Budi Raharjo
Tentara Turki melakukan operasi Ranting Zaitun di Afrin, Suriah Utara.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Tentara Turki melakukan operasi Ranting Zaitun di Afrin, Suriah Utara.

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Pemerintah Turki mengatakan operasi militer di Afrin, Suriah Utara, segera berakhir. Turki bersama sejumlah koalisi milisinya mengklaim telah berhasil mengambil alih serta membebaskan kota tersebut dari tangan kelompok pemberontak.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, militer diperkirakan akan merampungkan pengambilalihan kota pada Rabu (14/3) malam waktu setempat. "Saya berharap Afrin akan jatuh, pengepungan kota akan selesai malam ini," kata Erdogan dalam sebuah pidato kepresidenan seperti ditulir Reuters.

Erdogan mengatakan, militer segara menutup akses keluar-masuk yang kerap digunakan kelompok teroris di bagian timur Afrin. Dia mengatkan, tentara melakukan operasi dengan sangat hati-hati hingga tidak menyakiti warga sipil.

Dia mengatakan, warga telah dievakuasi menggunakan kendaraan bermotor melalui jalur khusus. Saat ini, jalur tersebut masih dibiarkan terbuka sebagian untuk memberikan akses bagi warga guna melarikan diri. Mereka dilaporkan mengungsi ke daerah sekitar yang dikuasai pemerintah Suriah.

Kendati, warga dan pejabat Kurdi mengungkapkan jika mereka yang mencoba mengungsi mendapat serangan hingga memaksa pengungsi untuk kembali. Hal tersebut membuat ribuan warga terjebak di sejumlah kawasan.

Erdogan menegaskan pasukan akan membersihkan Manbij dan kawasan timur sungai Euphrates yang berbatasan dengan Irak Utara dari kelompok teroris. Erdogan mengungkapkan, teroris di kawasan tersebut menggunakan sebuah terowongan yang dibangun dengan tidak begitu rapih melewati pegunungan.

Dia menambahkan, hampir 3.500 anggota teroris telah dinetralisasi tentara dalam operasi militer yang memasuki hari ke-54. Erdogan mengatakan, Turki bersama sekutu milisi Free Syrian Army (FSA) telah membersihkan sekitar 1.300 kilometer persegi daerah di Afrin dari cengkraman kelompok teroris.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan, operasi militer di Afrin bukan untuk menguasai kawasan. Dia mengatakan, operasi tersebut dilakukan untuk membebaskan daerah itu dari genggaman teroris.

"Turki dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat jika militan harus meninggalkan Afrin dan kota sekitar Manbij di timur laut Suriah," kata Mevlut Cavusoglu seperti diwartakan RT.

Pasukan Turki telah meluncurkan operasi militer yang disebut olive branch pada 20 Januari lalu. Musuh utama dari kampanye militer itu adalah milisi Kurdi Suriah YPG (People's Protection Units).

Milisi Kurdi YPG mengatakan, rencana Turki di Afrin merupakan hal yang tidak realistis. Juru Bicara YPG Nouri Mahmoud menegaskan, Erdogan telah melakukan kebohongan publik terkait misinya untuk segera merampungkan operasi di kawasan.

"Malam ini dia (Erdogan) akan mengambil alih Afrin? Dia telah berbohong kepada banyak orang. Saya tidak tahu kenapa dia melakukan itu," kata Nouri Mahmoud.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement