REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN MERANTI -- Badan Restorasi Gambut (BRG) akan membangun 108 unit sekat kanal di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, pada 2018 ini. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk upaya restorasi gambut di sana.
"Untuk rencana restorasi gambut 2018 di Kabupaten Kepulauan Meranti, BRG akan memfasilitasi pembangunan 26 unit sekat kanal di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Pulau Padang dan 82 unit sekat kanal di KHG Pulau Tebing Tinggi," kata Kepala BRG Nazir Foead di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Kepualauan Meranti, Rabu (14/3).
Selain sekat kanal, Nazir mengatakan, untuk di KHG Pulau Padang juga akan dibangun 26 sumur bor dan revitalisasi dua paket. Sedangkan di KHG Tebing TInggi akan dibangun delapan unit sumur bor dan revitalisasi dua paket.
Sebelumnya, selama 2017, BRG juga telah melakukan restorasi gambut di dua KHG di Kabupaten Kepulauan Meranti tersebut. Yaitu, di KHG Pulau Tebing Tinggi telah dibangun 34 unit sekat kanal, sedangkan di KHG Pulau Padang 38 unit sekat kanal. Pembangunan sekat kanal itu dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat (pokmas) yang difasilitasi oleh BRG.
Sementara, secara keseluruhan BRG di Provinsi Riau pada 2017 telah melakukan kegiatan restorasi bersama kelompok masyarakat melalui pembangunan infrastruktur pembasahan gambut (PIPG) sumur bor di delapan desa dengan jumlah total 400 unit dan sekat kanal di 24 desa dengan jumlah total 309 unit. Selain itu, BRG melakukan kegiatan revitalisasi ekonomi masyarakat di 22 desa.
"Revitalisasi itu berupa budidaya nanas gambut, pengolahan pasca panen nanas, semangka, peternakan sapi, kambing, perikanan air tawar, budidaya lebah kelulut, tanaman karet, kelapa, kopi gambut, jahe, dan sagu," kata Nazir.
Dalam melaksanakan program di tingkat tapak bersama masyarakat, BRG menyelenggarakan Program Desa Peduli Gambut (DPG). "Pendekatan yang digunakan dalam Program DPG ini adalah pembangunan desa berbasis Ianskap ekosistem gambut. DPG dijalankan pada desa/kelurahan di dalam KHG yang menjadi prioritas lokasi restorasi gambut," kata Nazir.
Program DPG di Riau pada tahun 2017 meliputi 11 desa yang kegiatannya berupa pembentukan mini demplot pengelolaan gambut yang dilakukan oleh 11 kelompok masyarakat. Mini demplot yang dikembangkan mencakup tanaman kayu hutan, kayu jeluntung, kayu meranti, balam, mahang, matoa, pinang, nanas, kayu alam, kayu selumo, palawija, rambutan, jagung, jeruk nipis, jeruk purut, labu madu, lebah kelulut, kopi jenis liberica, dan kelapa hibrida.
BRG adalah lembaga non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Badan ini dibentuk pada 6 Januari 2016 melalui Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2016. Fungsi dan tugas BRG adalah mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut di tujuh provinsi: Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. BRG ditargetkan merestorasi gambut Indonesia yang rusak seluas kurang lebih 2 juta hektar hingga tahun 2020.