Kamis 15 Mar 2018 00:00 WIB

Selain Novel, KPK Ungkap Penyidik Lain Juga Diserang Teror

KPK mengungkapkan, sejumlah penyidik juga mendapatkan teror.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah melakukan konfrensi pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (2/2).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Juru Bicara KPK Febri Diansyah melakukan konfrensi pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengungkapkan bahwa juga terdapat serangan teror kepada penyidik KPK selain terhadap Novel Baswedan. Namun, selama ini KPK tidak pernah memublikasikan hal tersebut.

"Kalau disampaikan bahwa ada serangan, ada teror, yang ditujukan kepada penyidik KPK sebelumnya selain serangan air keras 11 April itu benar," kata Febri di Jakarta, Rabu (14/3).

Febri mengatakan, KPK sebenarnya tidak ingin memublikasikan soal serangan itu. Sebab, KPK melihat teror tersebut untuk menakut-nakuti anggota KPK dalam melaksanakan tugasnya. "Tujuan teror itu kan untuk menakut-nakuti. Ketika kami sampaikan kemudian membuat efek takut itu lebih luas kan justru tidak bagus," ujar Febri.

Namun, kata dia, lembaganya mau memublikasikan adanya serangan itu agar teror-teror itu segera terungkap. "Tetapi karena kejadiannya seperti ini dan kepentingan yang lebih utama adalah agar teror-teror itu terungkap maka kami konfirmasi memang ada beberapa serangan sebelumnya. baik terhadap Novel ataupun terhadap penyidik KPK yang lain," ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa sekitar tahun 2015 ada orang-orang tidak kenal yang bolak-balik di rumah salah satu penyidik KPK, bahkan melakukan persuakan terhadap mobil penyidik itu. "Sekitar tahun 2015 ada orang-orang yang tidak dikenal yang terindentifikasi bolak-balik di rumah salah satu penyidik KPK, bahkan mobil penyidik saat itu disiram dengan soda api sampai tentu terjadi kerusakan," ucap Febri.

Setelah kejadian tersebut, Febri menyatakan KPK melapor kepada Polri. Namun, sampai saat ini pelaku teror tersebut belum ditemukan. "Karena peristiwa tersebut maka kami melaporkan ke Polri saat itu. Penyidik yang menjadi korban itu diperiksa, tapi memang sampai saat ini belum ditemukan pelakunya," kata Febri.

Menurut dia, jika pelaku penyerangan belum ditemukan, tentu berisiko kepada penyidik lain atau pegawai KPK yang bekerja di jalan pemberantasan korupsi. Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo juga membenarkan bahwa terdapat serangan terhadap penyidik KPK lainnya.

"Oh itu kejadiannya sudah lama. Jadi, ada yang mobilnya disiram air keras. Saya belum tahu, tetapi yang mobilnya itu kalau tidak salah juga penyidik yang senior. Malah yang ada rumahnya dilempari bom molotov," kata Agus.

Sebelumnya, Novel disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.

Novel merupakan salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan KTP elektronik (KTP-el).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement