REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Letnan Jenderal (Purn) TNI Agus Widjojo merasa hoaks merupakan ancaman terbesar bagi ketahanan nasional dalam menghadapi pilkada 2018. Ia berharap, tradisi pemilu damai dapat terus dilanjutkan masyarakat Indonesia.
"Saya rasa hoaks adalah yang terbesar. Hoaks itu merupakan sebuah medium untuk menyalahgunakan tema-tema yang punya daya pemantik emosi yang tinggi pada warga masyarakat," kata Agus di Gedung Lemhanas RI, Jakarta Pusat, Rabu (14/3).
Hoaks, kata Agus, melahirkan fanatisme bagi siapa saja yang mempercayai kebohongan itu. Oleh karena itu, menurutnya, apabila semua pihak yang terlibat dalam pilkada dapat melaksanakan peran dan fungsi yang sesuai dengan peraturan yang ada, maka hoaks atau ancaman lainnya akan dapat dihindari.
"Apakah itu calon, pemilih, atau parpolnya itu melaksanakan peran yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, saya rasa semua akan berjalan lancar," tuturnya.
Ia berharap, masyarakat Indonesia dapat terus melanjutkan tradisi pelaksanaan pemilu yang damai dan tak pernah melahirkan konflik, apalagi konflik berdarah. Kedamaian tersebut menjadi suatu hal yang kerap diapresiasi, bahkan dikagumi, oleh dunia terhadap Indonesia.
"Selama demokrasi, Indonesia melaksanakan transisi kepemimpinan nasional melalui pemilu dan semua bisa dilaksanakan dengan baik tanpa ada konflik, tanpa ada pertumpahan darah," ujarnya.