REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Jordania dan Lebanon pada Rabu (14/3) mengutuk serangan bom pinggir jalan yang ditujukan kepada rombongan Perdana Menteri (PM) Palestina Rami Hamdallah di bagian utara Jalur Gaza, demikian laporan kantor berita resmi Jordania, Petra. Menteri Negara Yordania Urusan Media Mohammad Momani mengatakan upaya semacam itu berusaha merusak persatuan nasional Palestina dan terwujudnya aspirasi rakyat Palestina.
Momani mengatakan perbuatan semacam itu dikutuk sebab berusaha merusak upaya perujukan nasional Palestina dan meningkatkan penderitaan rakyat Palestina, yang menderita dalam upaya meraih hak sah mereka. Yordania sepenuhnya mendukung upaya perujukan dan persatuan rakyat Palestina.
Momani juga menekankan komitmen Jordania yang terus berlanjut bagi perjuangan Palestina sampai negara Palestina merdeka berdiri.
Hamdallah, yang ditemani oleh Kepala Dinas Intelijen Palestina Majid Farraj, tiba di Jalur Gaza pada Selasa pagi dari Kota Ramallah di Tepi Barat Sungai Jordan melalui pos penyeberangan perbatasan Erez di Israel. Segera setelah rombongan PM Palestina itu melintasi pos pemeriksaan dan memasuki daerah kantung pantai tersebut, satu bom meledak di dekat rombongan itu di pinggir jalan di Kota Kecil Beit Hanoun di bagian utara Jalur Gaza. Rombongan Hamdallah terdiri atas sebanyak 20 kendaraan.
Para pejabat dari Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Partai Fatahnya telah mengutuk serangan bom itu, dan menganggap Hamas yang menguasai daerah kantung tersebut bertanggung-jawab atas serangan itu.
Pada hari yang sama Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri juga mengutuk serangan bom yang ditujukan kepada Perdana Menteri Palestina tersebut, kata media resmi Lebanon di dalam satu pernyataan. Menurut pernyataan itu, Saad Al-Hariri mengirim surat kepada Hamdallah untuk mengutuk serangan terhadap dia dan mengucapkan selamat atas keselamatannya.
"Atas nama saya pribadi dan atas nama Pemerintah Lebanon, saya dengan keras mencela serangan bom yang ditujukan kepada anda di Kota Gaza yang merupakan upacara tercela untuk menyerang persatuan nasional Palestina dan mengganggu upaya perujukan yang sedang anda upayakan di bawah Presiden Mahmoud Abbas," kata Saad Al-Hariri.
"Saat saya kembali menyampaikan pengutukan saya atas perbuatan kriminal ini, saya berharap anda akan melanjutkan upaya anda untuk mewujudkan aspirasi rakyat Palestina bagi kebebasan rakyat Palestina dan berdirinya negara merdekanya," ia menambahkan.