Kamis 15 Mar 2018 15:44 WIB

Era Digital, Kehumasan Pemerintah Diminta Berubah

Sumber informasi utama telah beralih ke internet kehumasan pemerintah harus berubah.

Merdeka di era digital, ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Merdeka di era digital, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Seiring dengan perkembangan global, media massa telah bertransformasi dari konvensional menjadi digital. Televisi, koran dan radio sudah tidak menjadi sumber informasi utama, orang sudah beralih kepada internet yang terbukti lebih update, cepat, dan praktis.

Kehumasan pemerintahpun dituntut untuk berubah. Menyadari hal tersebut, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur di bawah kepemimpinan Nandang Prihadi, menyelenggarakan rangkaian kegiatan "Pelatihan Jurnalistik” yang dilaksanakan selama dua hari di Sidoarajo, pada 13-14 Maret 2018, yang diikuti oleh para pejabat eselon 3 dan 4 serta staf.

Pada berbagai kesempatan, dari sisi strategi humas dan kehumasan sering disampaikan bahwa setiap pegawai bisa berperan sebagai humas, apalagi pegawai balai yang berada di lapangan adalah sumber informasi. Untuk itu diharapkan setiap pegawai membuat tulisan yang mengalir seperti membuat dongeng, dengan mengangkat sisi yang berbeda dari umum.

Seiring dengan rencana pertemuan IMF yang memilih tempat di Jawa Timur pada bulan Oktober nanti, strategi humas adalah dengan membanjiri media dengan informasi seputar pariwisata alam, khususnya sekitar Banyuwangi seperti keindahan alam dan keunikan tumbuhan dan satwa di Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo. Di Jawa Timur terdapat beberapa taman nasional dan taman wisata alam yang menjadi destinasi wisata nasional bahkan internasional, seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Taman Wisata Alam Ijen.

Nandang melihat banyak potensi-potensi yang dimiliki BBKSDA Jatim, seperti pegawai, kawasan konservasi, peredaran satwa liar, role model hingga mitra. Nandang berharap semua itu dapat dipublikasikan dalam bentuk tulisan, buku, penelitian ataupun publikasi kreatif lewat media sosial.

Jika ada isu sensitif yang beredar, menurut nandang perlu ditanggapi. Namun demikian isu-isu yang bersifat negatif bisa diimbangi dengan isu-isu yang bersifat positif. Untuk menangkal isu-isu negatif dapat menggunakan website dan media sosial yang ada, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube.

Saya wajibkan pegawai BBKSDA Jatim untuk berteman dengan media sosial milik kantor, termasuk whatsapp,” tutup Nandang seperti dalam siaran persnya.

Memang dalam berbagai kesempatan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, sering mangatakan bahwa semua pegawai menjadi humas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Sekaligus menjadi pasukan media sosial untuk membangun optimisme publik, dan komunikasi dengan masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement