REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar meluncurkan rencana pembangunan baru bertajuk Strategi Pembangunan Nasional 2018-2022, pada Rabu (14/3). Rencana ini berfokus menjadikan negara Teluk tersebut lebih mandiri dalam menghadapi blokade oleh negara lain.
Dalam rencana pembangunan itu, Qatar akan merasionalisasi konsumsi energi dan mendorong pengembangan energi terbarukan. Qatar juga akan meningkatkan tingkat swasembada untuk produksi pertanian dan perikanan.
Dokumen setebal 333 halaman tersebut dikeluarkan Perdana Menteri Qatar Sheikh Abdullah bin Nasser Al Thani. Tujuannya agar Qatar memenuhi 30 persen permintaan hewan ternak dan 65 persen permintaan ikan di dalam negeri pada 2022.
Dokumen tersebut tidak mengungkap angka tingkat swasembada Qatar saat ini di wilayah Teluk, namun negara gurun berpenduduk 2,7 juta jiwa itu sangat bergantung pada impor makanan. Hanya enam persen lahannya yang bisa ditanami.
Pada 5 Juni tahun lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka juga memberlakukan blokade darat, udara, dan laut terhadap negara itu.
Negara-negara tersebut menuduh Qatar ikut membiayai terorisme dan mempertahankan hubungan yang terlalu dekat dengan Iran. Doha dengan keras membantah tuduhan itu.
Blokade telah mengganggu impor Qatar yang sebagian besar masuk melalui perbatasan dengan Arab Saudi. Blokade juga memicu penarikan dana miliaran dolar dari bank-bank Qatar oleh deposan di empat negara tersebut.
Pasar ekonomi dan keuangan Qatar terpengaruh setelah nilai impor turun sekitar 40 persen dari tahun sebelumnya pada minggu-minggu pertama blokade. Akan tetapi negara pengekspor gas alam cair terkemuka di dunia itu telah mengembangkan rute perdagangan baru.
Qatar mengeluarkan dana puluhan miliar dolar dari kas negaranya untuk melindungi bank-banknya. Negara itu diperkirakan memiliki aset sekitar 320 miliar dolar AS.
Data produk domestik bruto untuk kuartal ketiga 2017 menunjukkan, perekonomian Qatar telah pulih akibat blokade dan mulai kembali tumbuh dengan kukuh. Upaya untuk membuat Qatar lebih mandiri sebenarnya telah dilakukan beberapa pekan setelah pemboikotan dimulai.
Perusahaan lokal milik swasta yang didukung pemerintah, Baladna, telah menerbangkan 3.400 sapi dengan bantuan Qatar Airways. Perusahaan itu berencana membiakkan 14 ribu sapi di dalam gudang.