REPUBLIKA.CO.ID, BANGLI, BALI -- Museum Geopark Batur, di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli berbenah dan melakukan berbagai perbaikan dan penambahan fasilitas. Pembenahan untuk menyambut sekitar 7.000 tamu IMF dan World Bank yang akan mengadakan pertemuan di Bali, 8-14 Oktober 2018.
"Peserta pertemuan IMF dan World Bank, pada 8-14 Oktober 2018, sekitar 7.000 hingga 8.000 orang, diperkirakan sekitar 7.000 orang akan berkunjung ke sini melihat museum Geopark Batur," kata Desak Made Andariyani, Koordinator pengelola museum Geopark Batur di Kintamani, Bali, Kamis (15/3).
Menurut dia, kapasitas museum Geopark dapat menampung maksimal 2.000 orang dan memiliki sembilan pemandu yang dapat berbahasa asing.
Ada lima penataan museum Geopark, lanjut Andariyani , yang pertama, memasang layar lebar mengenai Magma Indonesia dimana pengunjung dapat melihat data terbaru tentang status semua gunung api di Indonesia, informasi gempa yang baru terjadi, bencana longsor, pergerakan tanah dan lain sebagainya.
"Informasi yang diperoleh pengunjung nanti dari Sabang hingga Merauke," katanya.
Kedua, memasang kamera yang dapat melihat langsung aktivitas dari gunung Batur serta pemasangan seismograf digital untuk gunung Batur dan Gunung Agung. Kemudian, database dan informasi kekayaan fauna dan flora Indonesia dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan mengenai. "Ke lima, informasi pariwisata di Bali dan seluruh Indonesia dari kementerian pariwisata," katanya.
Selain itu juga, pengelola museum Geopark Batur akan merevitalisasi berbagai fasilitas informasi agar lebih interaktif, misalkan maket gunung seluruh Indonesia. "Orang dapat pencet gunung Sinabung maka akan akan muncul lampu merah dan keluar asap sebagai informasi gunung tersebut sedang aktif," kata Desak Made Andariyani.
Semua prasasti sejarah Bali seperti piagam bahasa Bali kuno dan bebatuan akan diberikan informasi lebih rinci sehingga memuaskan dan menambah informasi bagi para pengunjung.
Pada tahun 2017, tambahnya, ada sekitar 35.000 pengunjung ke museum Geopark Batur, dimana 65 persen nya adalah pelajar, kemudian 25 persen turis mancanegara. "Dan 10 persen adalah turis dewasa domestik itu pun sebagian besar merupakan guru yang mendampingi muridnya berkunjung ke museum," katanya.
Sangat kecil, orang dewasa Indonesia dan Bali yang datang berkunjung ke museum Geopark yang kaya akan informasi sejarah Bali, mulai dari awal terbentuknya pulau Bali hingga sejarah aktivitas gunung Batur dan Gunung Agung yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan alam dan budaya di Bali, tambah dia.