Jumat 16 Mar 2018 17:29 WIB

Kampus Muhammadiyah Diminta Siap untuk Internasionalisasi

Beberapa kampus Muhammadiyah dinilai sudah siap untuk internasionalisasi.

Round Table Discussion (RTD) Program Penguatan Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Wilayah Timur di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis (15/3).
Foto: UNJ
Round Table Discussion (RTD) Program Penguatan Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Wilayah Timur di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP. Muhammadiyah Lincolin Arsyad mengatakan sebuah perguruan tinggi tidak bisa lari dari internasionalisasi. Perguruan tinggi yang mengabaikan proses internasionalisasi, akan tertinggal dan ditinggalkan oleh perkembangan global dalam pengelolaan dunia pendidikan tinggi.

 

"Dewasa ini perguruan tinggi luar negeri sudah membuka cabang di Indonesia dan tentu akan menjadi kompetitor baru bagi perguruan tinggi nasional," ujar Lincolin dalam kegiatan Round Table Discussion (RTD) Program Penguatan Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Wilayah Timur di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Kamis (15/3).

 

Lincolin mengatakan dalam menghadapi internasionalisasi, pimpinan perguruan tinggi perlu melakukan benchmark ke kampus di luar negeri untuk membuka wawasan baru dalam pengelolaan perguruan tinggi. Setelah kegiatan benchmark, ada dampak positif yang diperoleh, yaitu peningkatan kualitas pengelolaan perguruan tinggi.

 

"Karena dengan melihat langsung, maka kita akan percaya (seeing is believing) dalam konteks pengelolaan perguruan tinggi yang bertaraf internasional," ucap dia.

 

Lincolin Arsyad menambahkan esensi dari internasionalisasi universitas adalah peningkatan kualitas. Untuk mengawal proses internasionalisasi kampus, maka peran KUI menjadi sangat penting dan strategis. Lincolin menegaskan bahwa semua program studi yang ada di universitas juga harus siap untuk melakukan internasionalisasi kegiatan akademik karena yang akan lebih banyak melaksanakan program tersebut adalah program studi yang ada di fakultas, seperti reformasi kurikulum harus dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan dunia pendiidikan tinggi saat ini, publikasi karya tulis dosen juga harus mampu menembus publikasi di jurnal internasional.

 

“Bulan April 2018 Majelis Diktilitbang akan menerima utusan dari Monash University Australia yang akan membuka kampus di Indonesia dan akan menggandeng Muhammadiyah sebagai mitra, momentum ini harus kita manfaatkan sebagai langkah untuk lebih mendorong percepatan peningkatan kualitas internasional PTM”, kata Lincolin Arsyad.

 

Ketua Asosiasi KUI PTM, Endang Zakaria, MH yang juga Kepala KUI Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyampaikan beberapa PTM sudah sangat siap untuk menghadapi internasionalisasi. KUI PTM  saling membantu satu sama lain dalam mendorong perguruan tinggi Muhammadiyah lainnya menuju kampus yang siap berkompetisi dengan universitas lainnya di luar negeri, baik dalam hal akademik, kegiatan kemahasiswaan, dan kegiatan internasional lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement