REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Tembakan artileri Turki di wilayah Afrin yang dikuasai Kurdi di utara Suriah, telah menewaskan sedikitnya 18 warga sipil pada Jumat (16/3). Menurut Syrian Observatory for Human Rights, sejumlah anak-anak berada di antara korban tewas itu.
"Sejak tengah malam, 18 warga sipil, termasuk lima anak-anak, tewas akibat tembakan artileri Turki di kota Afrin. Pertempuran terjadi di tepi utara kota," ujar organisasi pemantau yang berbasis di Inggris itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan laman Arab News.
Ankara secara konsisten membantah telah menargetkan infrastruktur sipil Afrin dalam serangannya. Namun Syrian Observatory mengatakan sedikitnya 245 warga sipil, termasuk 41 anak-anak, telah terbunuh dalam waktu kurang dari dua bulan ini.
Pada Kamis (15/3), organisasi tersebut mengumumkan lebih dari 30 ribu warga sipil telah melarikan diri dari Afrin dalam kurun waktu 24 jam.
Turki dan sekutunya, pasukan Free Syrian Army (FSA), telah melancarkan serangan udara dan darat ke wilayah Afrin sejak 20 Februari lalu. Operasi militer ini bertujuan untuk mendorong kelompok Peoples Protection Units (YPG) Kurdi Suriah dari wilayah perbatasan Turki.
Pasukan pimpinan Turki itu hampir sepenuhnya telah mengelilingi Kota Afrin. Mereka hanya membiarkan satu jalan terbuka untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri ke daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemerintah Suriah.