REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Stadion Manahan Solo, yang sering digunakan untuk berbagai event nasional dan internasional, akan direnovasi total menjadi seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, dalam skala mini.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan, rencana renovasi Stadion Manahan Solo tersebut diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp 200 miliar dari pos APBN Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"Renovasi Stadion Manahan ini rencananya dimulai Mei 2018 dan membutuhkan waktu selama satu tahun untuk penyelesaiannya," kata Rudyatmo, Jumat (16/3).
Menurut Rudyatmo, renovasi stadion meliputi pembangunan atap menyuluruh sehingga penonton berada di tribun tertutup. Stadion Manahan selama ini menggunakan tribun tertutup hanya di sisi barat. Setelah renovasi nantinya baik timur, utara, dan selatan akan dibangun atap tribun yang melingkar.
Selain itu, kata Rudyatmo, renovasi stadion juga dilakukan pada lintasan lari yang akan diganti. Tempat duduk penonton juga akan dibuat dalam kursi tunggal, seperti model Stadion Utama GBK dengan bentuk yang mini.
Menurut Rudyatmo, di Stadion Manahan Solo selama ini hanya tribun barat, baik VIP maupun sayap kanan dan kiri saja yang single seat. Namun, kapasitas stadion dengan penambahan kursi tunggal itu dipastikan akan menurun. "Stadion Manahan Solo kapasitas penonton mencapai sekitar 25 ribu penonton. Jika dibuat tempat duduk sistem tunggal jumlah akan menurun menjadi sekitar 20 ribu penoton," katanya.
Konsep stadion, kata Rudyatmo, memang sesuai standar yang ditetapkan FIFA, mulai tempat duduk hingga tribun melingkar. Bahkan, lampu penerangan stadion juga akan ditambah menjadi 1.400 lux sehingga masyarakat yang menyaksikan pertandingan sepak bola kala malam hari akan semakin nyaman. "Kami akan menghentikan kegiatan sepak bola atau lainnya di Stadion Manahan Solo selama direnovasi. Pilihan lain dipindahkan di Stadion Sriwedari," katanya.