REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman yang baru Horst Seehofer menyatakan Islam tidak punya tempar di Jerman dan akan menyiapkan kebijakan imigrasi yang tegas. Pernyataan itu diduga keluar karena tekanan yang makin kuat dari kubu sayap kanan jauh.
Kepada surat kabar Bild, Seehofer mengatakan akan membuat rencana induk agar proses deportasi lebih cepat. Menteri kabinet Kanselir Angela Merkel dari Partai CSU Bavarian itu juga membuat klasifikasi negara-negara asal 'yang aman' memudahkan pemerintah Jerman mendeportasi mereka yang gagal mencari suaka, demikian dilansir Reuters, Jumat (16/3).
Pernyataan Seehofer keluar setelah kubu konservatif Merkel dan koalisinya yakni Partai Sosial Demokrat, berhasil ditekan Partai Alternatif Jerman (AfD) dalam pemilu tahun lalu. AfD sendiri dikenal sangat anti imigran.
Seehofer sebenarnya sudah hendak memamerkan ide partainya dalam menangani imigrasi dalam pemilihan regional Bavaria. '' Islam tidak bertempat di Jerman,'' kata Seehofer. Pernyataan itu memicu perdebatan setelah pada 2010 mantan Presiden Jerman Christian Wulff menyatakan Islam merupakan bagian dari Jerman.
Pada 2015, Merkel menguatkan pernyataan Wulff saat kelompok anti imigrasi, Patriot Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), menggelar unjuk rasa besar.
''Tapi, Muslim yang tinggal di sini adalah bagian dari Jerman,'' Seehofer. Seehofer mengatakan orang-orang Jerman tidak boleh melupakan tradisi dan kebiasaannya dimana unsur Kristen ada di dalamnya.
''Pesan saya adalah, Muslim harus hidup bersama kita, bukan bersisian atau bertentangan,'' kata Seehofer.
Pemerintah memprediksi ada sekitar 4,4 juta hingga 4,7 juta Muslim di Jerman. Sebagian besar mereka adalah keturunan Turki dan lebih dari sejuta imigran berasal dari Timur Tengah. Peningkatan jumlah imugran itu terjadi segelah Merkel membuka pintu Jerman untuk para imigran, termasuk Muslim, pada 2015.
Ketua AfD Saxon Timur Andre Poggenburg mengatakan, Seehofer mengambil ide partai mereka. ''Horst Seehofer mengambil pesan itu dari manifesto kami
Sementara kubu sayap kiri jauh Linke dan Green mengecam pernyataan Seehofer. Anggota Partai Sosial Demokrat Natascha Kohnen menyatakan, pernyataan Seehofer itu memicu pertikaian horizontal di saat yang memang tidak tepat. ''Yang kita butuhkan adalah politisi pemersatu,'' kata Kohnen.