REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Peluncuran awal Masjid Asmaul Husna 99 Kubah, di Kawasan Center Point of Indonesia (CPI) oleh Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo ditandai dengan zikir bersama.
"Masjid ini harus diteruskan, masjid ini harus selesai, masjid ini harus menjadi kebanggaan orang Sulsel. Menjadi masjid yang dikagumi dunia, menjadi masjid dengan karakter berbeda," kata Syahrul pada peluncuran awal fasilitas tersebut di Makassar, Jumat (16/3).
Saat ini, masjid tersebut memang belum rampung. Kubah yang terpasang baru kubah terbesar di tengah masjid, itu pun belum rampung sepenuhnya. Sementara kubah-kubah kecil yang mengelilingi kubah utama, baru berupa rangka. Tembok dan lantai pun masih berupa semen.
Syahrul mengatakan nantinya masjid ini dilengkapi dengan pasir putih di halaman depan (terintegrasi dengan Kawasan Pasir Putih) dan fasilitas air mancur menari. Akan hadir juga taman yang menyambungkan Wisma Negara, Rumah Sakit Geriatric (Lansia) dan Stemcell.
Untuk itu, ia meminta masjid ini dijaga dan dilanjutkan pembangunannya. Pembangunan masjid ini juga sesuai prosedur yang ada dan tidak ada yang dilanggar. Ini didukung oleh peraturan presiden, persetujuan tiga menteri, regulasi yang diikuti, serta yang menang proyek juga dilakukan penenderan.
"Saya punya niat untuk Allah, ini baik untuk rakyat, jangankan masalah hukum, tiang gantungan pun saya siap. Demi Allah saya bicara di masjid, Tuhan ampunkan saya, perjalankan saya," ujarnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang menjelaskan pembangunan masjid ini diawali saat gubernur melakukan peletakan batu pertama pada 1 Juni 2017. "Untuk tahap pertama akan berakhir 31 Maret 2018, setelah mengalami perpanjangan selama 90 hari karena alasan teknis maupun faktor yang tidak bisa terhindarkan," jelasnya.
Masjid ini akan melalui pembangunan dengan tiga tahap. Hingga saat ini biaya yang sudah dialokasikan sebesar Rp 60 miliar, terdiri dari Rp 58,6 miliar untuk konstruksi dan Rp 1,2 miliar untuk supervisi.