Sabtu 17 Mar 2018 14:34 WIB

Kriteria Cawapres Jokowi, PDIP: Harus Rajin Temui Masyarakat

Cawapres Jokowi juga harus memahami siapa yang dipimpinnya.

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau pelabuhan di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau pelabuhan di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah resmi mendeklarasikan Joko Widodo menjadi capres 2019, PDI Perjuangan kini masih mencari pendamping yang cocok sebagai cawapres. Partai berlambang banteng itu ternyata telah menyiapkan kriteria cawapres pendamping Jokowi. Salah satunya harus sosok yang rajin turun ke masyarakat.

"Ciri kepemimpinan adalah dia bergerak ke bawah. Dia harus memahami siapa yang dipimpinnya," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di DPR, kemarin.

Hasto mengatakan, partainya mempertimbangkan cawapres berasal dari kalangan partai politik. Alasannya parpol menjalankan fungsi kaderisasi kepemimpinan.

"Bagi PDI Perjuangan alangkah lebih baiknya mereka melalui kaderisasi internal partai politik," ujar Hasto.

Ia menilai cawapres dari kalangan parpol memiliki kekuatan kolektif yang akan memperkuat kekuatan riil kepemimpinan Jokowi. Namun Hasto mengatakan, PDI Perjuangan tidak membedakan latar belakang untuk sosok capres dan cawapres, baik dari unsur partai atau nonpartai dan membuka kesempatan bagi siapa pun warga negara untuk menjadi calon pemimpin.

"Ya sekali lagi tidak ada dikotomi bagi PDIP, karena parpol juga berdedikasi untuk negara. Semua terpanggil sebagai pemimpin untuk bangsa juga memiliki komitmen sama," ujarnya. Dia mengatakan PDI Perjuangan selalu membuka ruang bagi hadirnya kepemimpinan dari parpol maupun dari luar parpol yang dinilai memiliki kualifikasi kepemimpinan yang baik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement