REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia menandatangani nota kesepahaman berbagi informasi intelijen dengan ASEAN untuk memerangi terorisme. Hal ini dilakukan pada acara ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Australia, Sabtu (17/3).
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan pengaruh ideologi ISIS telah berkembang di Asia Tenggara. Hal ini terjadi seiring dengan terkikisnya daerah kekuasaan mereka di Timur Tengah.
"Mereka (ISIS) akan kembali berlatih lebih keras. Jadi penting bagi Australia dan mitra ASEAN berkolaborasi melintasi perbatasan," kata Turnbull.
Turnbull mengatakan, alat non-konvensional seperti mata uang digital, kartu nilai tersimpan, dan platform pendanaan untuk orang banyak membuat proses pendeteksian pendanaan teror menjadi semakin sulit. Kerja sama antara Australia dan ASEAN juga penting untuk menyiasati dan memecahkan tantangan ini.
"Sebagai mitra regional, kita semua memainkan peran penting dalam memerangi fenomena yang mengganggu dan berbahaya ini," ujar Turnbull.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyambut baik kerja sama ASEAN dengan Australia dalam menangkal dan memerangi terorisme, khususnya ISIS. Menurutnya, situs propaganda daring milik ISIS dapat menjangkau lebih dari 300 juta Muslim di Asia Tenggara.
Hal ini dinilai cukup mengkhawatirkan. Najib menilai, selain kerja sama, promosi budaya juga penting dilakukan. Ia berpendapat hal ini akan sulit diakali oleh ideologi radikal.