Ahad 18 Mar 2018 03:20 WIB

PM Ceska Bantah Negaranya Pasok Racun Novichok untuk Rusia

Pernyataan itu mengklarifikasi keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Israr Itah
Perdana Menteri Ceska Martin Stropnicky
Foto: EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Perdana Menteri Ceska Martin Stropnicky

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Perdana Menteri Ceska Martin Stropnicky membantah negaranya sebagai pemasok racun untuk Rusia. Pernyataan itu dikeluarkan pada Sabtu (17/3) guna mengklarifikasi keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Dalam tayangan The Rossiya 24 Channel, Zakharova menyatakan sumber paling mungkin dari kehadiran racun agen saraf Novichok adalah dari Inggris, Ceska, Slovakia, Swedia, atau Amerika Serikat. "Kami menilai klaim tersebut tidak substansial," ungkap Stropnicky lewat kicauan di akun Twitter-nya.

"Ini adalah cara standar untuk memanipulasi informasi di ruang publik lewat pesan spekulatif. Pesan itu diungkap tanpa bukti yang bisa ditunjukkan," imbuhnya.

Novichok adalah bahan yang digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia Sergey Skripal dan putrinya. Kejadian tersebut berlangsung pada 4 Maret lalu di Salisbury, Inggris. Kedua korban dilaporkan dalam keadaan kritis akibat serangan itu.

Kejadian ini berbuntut pada pengusiran Rusia terhadap 23 diplomat Inggris dari negaranya. Sebaliknya, Inggris juga melakukan hal yang sama terhadap para diplomat Rusia.

Senada dengan Stropnicky, Menteri Pertahanan Ceska Karla Slechtova juga menuliskan sanggahannya di Twitter. Dia menyebut tudingan Rusia kepada Ceska sebagai sesuatu yang absurd.

Dilansir dari BBC, nama Novichok diambil dari bahasa Rusia yang artinya pendatang baru. Racun ini sudah dikembangkan Uni Soviet sejak kurun 1970-an hingga 1980-an. Keberadaan Novichok pertama kali diungkap oleh ilmuwan bernama Vil Mirzayanov pada tahun 1990-an. Mulanya Novichok didesain untuk kabur dari deteksi inspektur internasional. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement