REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Palang Merah Indonesia (PMI) DIY menyerahkan bantuan kepada masyarakat sekitaran Bukit Teletubbis di Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Bantuan itu diberikan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
PMI DIY turut memberikan bantuan ratusan kitab suci Alquran kepada masyarakat. Bantuan itu diserahkan langsung Ketua PMI DIY, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo didampingi Bupati Sleman dan Ketua PMI Kabupaten Sleman.
Prabukusumo menjelaskan, bantuan itu disalurkan kepada beberapa kabupaten di DIY dalam rangka pengurangan risiko bencana. Bantuan berupa 100 Alquran, delapan angkong, 10 sabit, 13 cangkul, 29 sekop, 37 panci dan 37 selimut.
Ada pula 37 paket pembersih, 37 perlengkapan keluarga, 30 paket perlengkpaan bayi, 21 buah terpal dan 15 stel jas hujan. Prabukusumo berharap, bantuan itu dapat membantu kesiapan masyarakat menanggulangi bencana yang mungkin terjadi.
"Berharap masyarakat dapat sadar akan kemungkinan bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi, terlebih Kabupaten Sleman memiliki beberapa potensi ancaman bencana alam," kata Prabukusumo kepada Republika.co.id, Sabtu (17/3).
Pada kesempatan tersebut, Bupati Sleman, Sri Purnomo menyampaikan, di Kecamatan Prambanan sendiri terdapat 38 Kepala Keluarga meliputi 150 jiwa yang harus direlokasi akibat benca
Warga Bukit Teletubbis membawa bantuan yang diperoleh dari PMI DIY (Foto: Wahyu Suryana/Republika)
na alam. Karenanya, ia merasa, bantuan itu sangat membantu masyarakat."Khususnya masyarakat Kecamatan Prambanan yang tengah berupaya bangkit kembali dari keterpurukan dan berupaya melaksanakan rehabilitasi pascabencana alam yang terjadi," kata Sri.
Melalui bantuan ini, Sri berharap, agar penanganan korban bencana di Kabupate Sleman dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan intensif. Pemanfaatan bantuan ini diharapkan turut disertai pendampingan, sehingga pemanfaatannya dapat tepat sasaran.
Dia mengingatkan, walau memiliki banyak potensi daerah, Kabupaten Sleman menyimpan potensi bencana yang diakibatkan faktor alam dan nonalam. Terlebih, jika dilihat dari komposisi geologis, hidrologis dan demografis.
"Kita semua berharap bencana tidak lagi terjadi, namun jika terjadi, kita harus lebih siap dan melakukan mitigasi yang lebih baik lagi, sehingga jatuhnya korban jiwa maupun materi dapat lebih diminimalisir," kata ujar Sri.