Ahad 18 Mar 2018 08:35 WIB

Jaga Ulama, Pendekar Silat Sukabumi Dideklarasikan

Kegiatan pendekar silat ini merupakan salah satu bagian satgas polisi penjaga umat.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agus Yulianto
Gabungan pendekar silat nusantara (GPSN) deklarasi menjaga ulama, pesantren dan NKRI di Pesantren Dzikir Alfath Kota Sukabumi, Sabtu (17/3).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Gabungan pendekar silat nusantara (GPSN) deklarasi menjaga ulama, pesantren dan NKRI di Pesantren Dzikir Alfath Kota Sukabumi, Sabtu (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Polres Sukabumi Kota menyambut positif deklrasi para pendekar silat yang akan menjaga persatuan dan kamtibmas di Sukabumi. Hal ini merespons kegiatan para pendekar silat di Sukabumi yang melakukan deklarasi untuk menjaga ulama, pesantren, dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sabtu (17/3).

"Deklarasi tersebut dilakukan di Pondok Pesantren Dzikir Alfath, Kota Sukabumi, Jawa Barat. Polres sukabumi hadir dalam rangka silaturahmi dengan komunitas pendekar silat Sukabumi," ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.

Acara ini, kata dia, merupakan komunitas pesilat yang berikrar untuk menjaga persatuan dan mendukung kamtibmas dan kemajuan masyarakat Sukabumi dan sekitarnya. Polisi, lanjut dia, memberikan apresiasi dan ke depan akan melakukan komunikasi dengan semua tokoh masyarakat dan komunitas agar Sukabumi aman.

Menurut Susatyo, kegiatan pendekar silat ini merupakan salah satu dari kegiatan satgas polisi penjaga umat. Dimana, kata dia, polisi merangkul semua komunitas yang bisa menjaga ikatan persaudaran warga Sukabumi.

Susatyo mengungkapkan, pencak silat mempunyai makna universal dan nilai luhur. Dalam artian, dalam setiap gerakan silat ada nilai filosopis dan nilai budaya yang berbeda dengan olahraga lainnya. Harapannya, sambung dia, ikrar pendekar silat ini bisa bermanfaat bagi warga Sukabumi,

Ketua Dewan Penasehat GPSN sekaligus Pimpinan Ponpes Dzikir Alfath Kota Sukabumi, KH Fajar Laksana, silaturahmi para pendekar silat idi Sukabumi ini untuk menyatakan deklarasi bersama. Para pesilat yang memiliki ilmu bela diri siap menjaga kamtibmas dan hankamrata. Khususnya dalam membela NKRI serta lebih spesifik lagi menjaga ulama dan ponpes yaitu membela Islam.

Selepas deklarasi, kata Kiai Fajar, para pendekar silat akan rutin mengikuti program ngaos (ngaji on the street-red) dan mencak on the street (Maos). Di mana, pendekar silat akan berkeliling setiap tiga bulan sekali ke tempat di mana ada masyarakat untuk memperkenalkan pencak silat sebagai budaya sunda sekaligus dakwah dan syiar Islam.

Kegiatan itu, ujar Kiai Fajar, untuk sama-sama menjaga keamaan dan ketertibana masyarakat dan mengumpulkan sumber daya manusia untuk mempertahankan NKRI baik dari dalam maupun luar. Unsur TNI dan Polri mendukung bahkan akan melakukan ini juga dengan mengumpulkan pendekar silat deklrasi untuk bersama-sama menjaga NKRI, agama dan ketertiban masayarakat, imbuh dia.

Deklarasi ini, tegas kiai Fajar, dipicu oleh adanya kejadian serangan terhadap ulama beberapa waktu lalu. Dari peristiwa ini kata dia para pendekar silat dan pesantren mengambil hikmah dan pelajaran yakni apapun bentuk ancaman para pendekar dan kalangan ponpes harus selalu siap siaga. Terutama untuk mampu menghadapi ancaman dan menjaga diri sendiri dan agama.

Wakil Ketua Yayasan Wiranatakusumah, Moely Wiranatakusumah mengatakan, kegiatan ini sebagai wujud kebersamaan antara masyarakat pesantren dan budaya di Jabar. Kami semua bersatu dalam membangun keutuhan Jabar dan Indonesia, cetus dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement