Ahad 18 Mar 2018 19:59 WIB

Muslim Australia Terkesan dengan Ulama Perempuan Indonesia

Di sini itu banyak ulama perempuan, terus selain kiai ada ibu nyainya juga.

Rep: Muhyiddin/ Red: Budi Raharjo
Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/3).
Foto: Muhyiddin
Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia berkunjung ke Indonesia untuk belajar tentang keragaman sejak 5 sampai 17 Maret 2018. Kelimanya adalah Saba Awan, Abdul Hameed Kherkhah, Anam Javed, Siddick Tegally, dan Eiman Al Ubudy.

Selama dua pekan itu, kelimanya telah berkunjung ke Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar untuk belajar tentang keragaman. Di tiga kota besar itu, lima delegasi tersebut bertemu dengan pimpinan organisasi Islam, pemimpin komunitas, pesantren, akademisi, Kementerian Agama, dan media. Tidak hanya itu, mereka juga mengunjungi tempat peninggalan sejarah keagamaan di Indonesia.

Salah satu delegasi Muslim Australia, Anam Javed mengaku selama di Indonesia ia eangat terkesan dengan peran perempuan Muslim Indonesia yang mampu menjabat posisi penting. Bahkan, ada juga yang menjadi ahli agama atau ulama.

"Kalau di sini itu banyak ulama perempuan, terus selain kiai ada ibu nyainya juga, pemimpin pesantren dan juga pemimpin universitas," ujar Anam saat menyampaikan pesan dan kesannya selama di Indonesia kepada //Republika.co.id// di Jakarta, Jumat (16/3).

Selain itu, menurut dia, keberadaan wanita juga sangat dihormati di Indonesia. Ia mencontohkan seperti terkait tempat shalat saja, perempuan di diberikan fasilitas yang sama dengan Muslim laki-laki.

Begitu juga dengan tempat wudhu'-nya. "Tempat wudhu'-nya juga selalu memadai seperti halnya laki-laki. Kadang-kadang dan di Australia di sebagian masjid itu kurang memadai. "Itu karena warga Australia sendiri," ucapnya.

"Jadi saya terkesan kalau di sini ada ulama perempuan, juga ada akses ke masjid buat wanita. Kadang-kadang ada wanita juga yang ada di majelis-majelis fatwa," katanya.

Selain itu, Anam juga terkesan dengan keragaman dan toleransi yang ada di Indonesia. Dia mengaku, sebelumnya tidak pernah menyangka kalau di Indonesia yang mayoritas Muslim ternyata bisa hidup juga agama-agama lainnya.

"Jadi selama di sini itu saya juga terkesan tentang keberagamaan, bukan hanya muslim tapi juga kelompok etnis dan agama lain. Termasuk candi-candi dan tempat historisnya dilindungi dan tidak dirobohkan," jelas Anam.

Hal senada juga disampaikan delegasi Muslim Australia lainnya, yaitu Abdul Hameed Kherkhah. Selama dua pekan belajar di Indonesia, Hameed juga terkesan dengan peran perempuan muslimah di Indonesia.

"Tentang peran wanita di masyarakat Indonesia sangat besar, seperti menjadi pimpinan lembaga universitas. Rektor universitas ada yang wanita dan itu menjadi kesan-kesan yang paling besar selama program ini," kata Hameed.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement