REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Satgas Pangan Jabar, Kombes Pol Samudi, SiK, menegaskan, isu adanya telor palsu yang beredar di pasaran tidak benar. Tim Satgas Pangan (Polda dan Pemprov Jabar) yang diterjunkan ke lapangan tidak menemukan indikasi peredaran telur palsu seperti yang banyak beredar melalui video di media sosial (medsos).
"Kita melakukan penyelidikan di hampir seluruh pasar tradisional dan modern di wilayab Jabar dan tidak ditemukan indikasi peredaran telur palsu," kata Samudi kepada Republika.co.id, Selasa (20/3).
Menurut Samudi, isu adanya telur palsu yang sempat beredar melalui video medsos membuat masyarakat resah. Karena itu, imbuh dia, setelah menerina laporan mengenai isu tersebut Tim Satgas Pangan terjun ke lapangan. Sejumlah konsumen, pedagang, suplayer hingga peternak sempat ditemui tim Satgas Pangan. Dari hasil pengumpulan data di lapangan kemudian dilakukan analisis bersama pihak terkait lainnya.
"Kesimpulannya memang tidak ada. Bahkan Bareskrim Mabes Polri juga sudah memberikan keterangan resmi bahwa itu hoaks," ujar dia.
Samudi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi hoaks mengenai telur palsu. Sebab menyebarkan informasi palsu atau bohong yang dilakukan secara sengaja telah membuat masyarakat resah. Karena itu penyebar hoaks melakui medsos bisa dijerat hukum.
"Kami minta masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi telur palsu di medsos dan media lainnya. Kan sudah jelas bahwa informasi itu bohong," tutur dia.