Selasa 20 Mar 2018 08:03 WIB

Dradjad: Komentar Luhut Seolah Ada yang Suka Cari Kesalahan

Dradjad khawatir kasus perpecahan Golkar dan PPP juga karena 'cari-cari' kesalahan.

Amien Rais
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo mengatakan, reaksi Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (LBP) terhadap kritik yang disampaikan Amien Rais berlebihan.

“Reaksi Pak Luhut terhadap kritik Pak Amien menunjukkan bahwa ada personil-personil kunci dalam pemerintahan Presiden Jokowi yang antikritik,” kata Dradjad dalam pesan elektronik kepada Republika.co.id, Selasa (20/3).

Sebelumnya, Luhut dalam sebuah berita media daring nasional bereaksi keras dengan mengatakan, "Jangan asal kritik saja. Saya tahu track record-mu kok. Kalau kau merasa paling bersih, kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam sajalah. Tapi jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?” Reaksi ini muncul saat Luhut menanggapi pernyataan Amien Rais yang menyebut  Jokowi ngibul dalam pembagian sertifikat.

Dradjad mengatakan, reaksi Luhut itu menjadi iklan yang buruk bagi pemerintahan Jokowi. Mengapa? Karena bisa dipakai sebagai pembenaran bahwa pemerintahan terkesan senang mencari kesalahan dari pihak yang berbeda pandangan dan atau berseberangan. Selain itu, menimbulkan kesan bahwa pemerintah juga suka main ancam dan tidak ragu memakai segala cara untuk membalas dendam.

"Saya jadi bertanya-tanya, jangan-jangan perpecahan di Golkar dan PPP dulu juga karena pendekatan 'cari-cari kesalahan dan balas dendam’? Jangan-jangan kasus yang menimpa sebagian ulama, bahkan hingga ada yang wafat, juga karena hal yang sama? Masih banyak jangan-jangan yang lainnya,” ungkap Dradjad

Yang jelas, lanjut Dradjad, kalau sampai nanti terjadi apa-apa terhadap Amien Rais, PAN punya bukti kuat untuk menuding siapa aktor intelektualnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement