REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Badan manajemen bencana Turki (AFAD) telah mendistribusikan lebih dari 30 ton bantuan kemanusiaan di seluruh Afrin. Pengiriman ini dilakukan sejak Ankara meluncurkan operasi militer di wilayah Suriah barat laut tersebut pada 20 Januari lalu.
Dilansir Aljazirah, Selasa (20/1), AFAD juga mendirikan kamp-kamp untuk menampung 170 ribu orang di sekitar provinsi Idlib Suriah, militer Turki dan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di timur. Kamp-kamp tersebut akan membantu gerakan sipil menuju daerah-daerah itu.
Pasukan Turki dan Free Syria Army (FSA) memulai operasi ke Afrin pada akhir Januari lalu. Mereka berupaya menyingkirkan milisi Kurdi (YPG) yang didukung AS di dekat perbatasannya. Ankara menggambarkan kelompok bersenjata itu sebagai teroris.
FSA, yang didukung oleh pasukan khusus Turki dan senjata berat, merebut pusat Afrin pada Ahad setelah YPG, yang menguasai kota tersebut, disingkirkan. Monitor perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Inggris, mengatakan setidaknya 250 ribu warga sipil telah meninggalkan Afrin sejak Rabu lalu.
AFAD mengatakan, pihaknya mulai mengirim bantuan kemanusiaan ke wilayah itu pada 29 Januari. Atau sembilan hari setelah serangan militer di dalam wilayah Suriah.
Sejak itu AFAD telah mendistribusikan lebih dari 30 ton bantuan makanan dan 8.267 botol air dalam berbagai ukuran. AFAD juga mengirim perlengkapan kebersihan, selimut, dan pakaian ke 22 area di Afrin.
Setelah perebutan kota Afrin, badan tersebut mengatakan sedang mempersiapkan operasi bantuan lebih lanjut. Seorang pejabat senior Turki mengatakan, puluhan ribu orang Suriah diperkirakan akan kembali ke wilayah Kurdi secara sukarela setelah serangan militer Turki berakhir.
"Turki akan mencoba untuk meningkatkan infrastruktur dan sumber daya di Afrin setelah dijamin bagi mereka untuk kembali," ujar Penasihat kepala Presiden Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktay.