REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kediaman dua dari tiga calon wali kota Malang sudah digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (20/3). Fenomena ini membuat warga Malang mulai bingung dan khawatir.
Warga Fajar Sapudjaid mengaku sebelumnya sudah memiliki pilihan pada salah satu pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota Malang di Pilkada 2018. "Dengan adanya fenomena ini, saya jadi berubah pilihannya. Saya bingung mau milih mana nantinya," jelas warga Belimbing ini saat ditemui wartawan di halaman kediaman calon walikota Malang Yaqub Ananda Gudban di Jalan Ijen Nomor 73, Selasa (20/3).
Mengenai fenomena kasus korupsi yang terjadi di tubuh pejabat Kota Malang, Fajar mengaku prihatin. Dia berharap fenomena ini dapat diambil pelajaran bagi seluruh masyarakat Kota Malang. Harapan ini diutarakannya karena kepedulian Fajar pada Kota Malang.
Adapun ihwal penggeledahan, Fajar menyatakan dukungannya demi kemajuan Kota Malang. "Asalkan ini demi kemajuan Kota Malang, umumnya bangsa Indonesia ya saya mendukung dan mempersilakan KPK melakukan penggeledahan," tambah dia.
Seperti diketahui, tim penyidik KPK kembali mendatangi Kota Malang sejak Senin (19/3). Sebelumnya, tim penyidik KPK telah memeriksa 14 anggota DPRD di Polresta Malang atas kasus dugaan suap pembahasan APBD-P Pemkot Malang TA 2015. Sementara pada Selasa (20/3), KPK mulai menggeledah kediaman para anggota DPRD dan pejabat pemerintahan termasuk Wali kota Malang non-Aktif, Abah Anton.
Pada Pilkada 2018, Kota Malang sudah menetapkan tiga pasangan calon walikota dan wakil walikota Malang. Hingga Selasa sore (20/2), kediaman dua dari tiga calon walikota Malang sudah digeledah KPK. Dua calon tersebut yakni Mohammad Anton dan Yaqub Ananda Gudban.