REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy ditahan pada Selasa (20/3). Penahanan ini untuk menyelidiki aliran dana kampanyenya pada pemilihan presiden 2007.
Seorang pejabat di pengadilan Prancis mengatakan, Sarkozy diselidiki terkait aliran dana dari Libya pada masa kepemimpinan Muammar Gaddafi dalam kampanyenya. Ini adalah investigasi peradilan utama kedua yang jatuh pada pria berusia 63 tahun tersebut.
Sarkozy menjabat sebagai presiden dari 2007-2012. Dia sudah dihadapkan pada tuntutan terpisah karena menutupi pengeluaran dana ilegal selama kampanye pemilihan presiden pada 2012.
Reuters menulis, seorang pengacara Sarkozy tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar. Mantan presiden itu telah menepis tuduhan adanya dana dari Libya. Ia mengatakan hal itu merupakan manipulasi kasar.
Prancis membuka penyelidikan kasus Libya pada 2013 berdasarkan laporan dari situs Prancis, Mediapart. Laporan itu dibuat atas klaim seorang pengusaha keturunan Prancis-Lebanon, Ziad Takieddine. Ia mengatakan telah mentransfer 5 juta euro dari mantan kepala intelijen Gaddafi, Abdullah Senussi, ke direktur kampanye Sarkozy.
Penyelidikan ini sebagian besar difokuskan pada bukti yang diberikan oleh Takieddine. Takieddine juga sedang diselidiki atas kasus penjualan senjata ke Pakistan pada 1990-an. Takieddine menyatakan pada 2016 bahwa dia secara pribadi menyerahkan tiga koper uang tunai dari Gaddafi kepada Sarkozy dan seorang pembantu senior untuk membantu membiayai kampanye Sarkozy.
Pengacara Sarkozy saat itu, Thierry Herzog, menolak klaim Takieddine. Ia mengeluarkan sebuah salinan pernyataan saksi kepada polisi dari Takieddine pada 2012. Pengusaha tersebut mengatakan, dia terakhir kali bertemu Sarkozy pada November 2003.
Beberapa bulan setelah menjabat pada 2007, Sarkozy mendapat kritik karena menerima kunjungan kenegaraan dari Gaddafi. Pemimpin Libya tersebut memasang tenda bergaya khas baduinya di samping Istana Elysee.
Kunjungan pertama Gaddafi ke pemimpin Barat dalam beberapa dasawarsa disertai dengan penandatanganan beberapa kesepakatan bisnis. Ini terjadi setelah Sarkozy membantu melepaskan lima perawat Bulgaria yang dituduh menginfeksi anak-anak dengan HIV yang dibebaskan dari penjara di Libya.
Sarkozy kemudian menjadi salah satu pendukung utama kampanye militer pimpinan NATO yang mengakibatkan penggulingan dan pembunuhan Gaddafi di tangan pasukan pemberontak pada 2011.
Prosedur peradilan Prancis memungkinkan penyelidik untuk menahan seseorang hingga 48 jam. Setelah itu, hakim dapat memutuskan apakah mereka memiliki dasar untuk mengubah penyelidikan awal menjadi penyelidikan penuh.
Pengusaha Prancis Alexandre Djouhri, yang dicurigai oleh penyidik menyalurkan uang dari Gaddafi untuk membiayai kampanye Sarkozy, ditangkap di Inggris atas sebuah surat perintah yang dikeluarkan oleh Prancis.
Pengacara Djouhri bulan lalu menuduh otoritas Prancis memolitisasi kasus tersebut dan memanipulasi kasus itu terhadap kliennya. Otoritas Prancis tidak berkomentar.
Pendahulu Sarkozy, Jacques Chirac, divonis bersalah pada 2011 karena menyalahgunakan dana publik. Ia memberi pendukung politiknya sebuah proyek fiktif. Ini membuat Chirac menjadi kepala negara Prancis pertama yang dihukum sejak kolaborator Nazi Marshal Philippe Petain pada 1945.
Sarkozy telah bertahun-tahun dilanda skandal politik, tetapi tidak ada yang mengarah pada proses pengadilan.