REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Ferdi Linggaswara mengatakan, banjir bandang yang melanda Cicaheum Kota Bandung akibat adanya alih fungsi lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU).
"Banjir kali ini dirasakan relatif cukup besar. Kenapa, karena eksploitasi KBU sudah kritis," ujar Ferdi di Bandung, Selasa (20/3).
Menurutnya, Diskar PB telah memprediksi bahwa banjir bandang akan melanda kawasan Kota Bandung yang merupakan jalur aliran air di utara. Masifnya pembangunan hotel-hotel dan permukiman di KBU membuat serapan air berkurang. Air yang seharusnya terserap malah meluncur deras ke kawasan hilir atau menuju Kota Bandung.
"Banjir kali ini dirasakan relatif cukup besar. Saya sudah ingatkan beberapa waktu yang lalu akan terjadi banjir bandang, karena kita tahu beberapa titik KBU yang mencakup empat wilayah (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Cimahi) itu sudah sangat tidak terkendali pembangunannya," katanya.
Ia menyebut, agar banjir bandang tidak terulang, maka penanganan secara terintegrasi antarempat wilayah harus mulai dilakukan. Penanganan tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan harus melibatkan seluruh pemerintah daerah di Bandung raya.
Sebelumnya, banjir bandang melanda kawasan Cicaheum pada Selasa sore sekitar pukul 16.30 WIB. Banjir yang membawa lumpur menyebabkan ruas jalan di Cicaheum atau tepatnya 100 meter dari terminal Cicaheum lumpuh total. Selain itu, 17 mobil dan delapan sepeda motor rusak akibat terbawa hanyut.
Baca juga: Banjir Bandang di Cicaheum Bandung Rusak Belasan Mobil