REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko melakukan pertemuan dengan Tinton Soeprapto dan Ananda Mikola guna membicarakan rencana penyelenggaraan MotoGP di Indonesia. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut setelah Presiden Jokowi meninjau Sirkuit Internasional Sentul beberapa waktu lalu.
Moeldoko mengatakan, perbaikan sirkuit Sentul akan berdampak baik bagi perkembangan otomotif di Indonesia. Terlebih jika memang sirkuit ini dipergunakan untuk ajang MotoGP. Dia pun mendukung terwujudnya mimpi besar ini dan meminta agar tim kepanitiaan segera dibentuk lalu segera dikukuhkan.
"Segera melangkah, koordinasi dan bersinergi," ujar Moeldoko dalam pertemuan tersebut melalui siaran pers KSP.
Pengelola Sirkuit Sentul, Tinton menuturkan bahwa pemerintah Indonesia akan mendapatkan berbagai keuntungan dengan adanya perlehatan MotoGP di Indonesia. Itulah sebabnya pada 2018 ini Spanyol dan Italia sampai empat kali dan dua kali jadi tuan rumah. Negara tetangga kita pun, Malaysia, Thailand, dan Australia masuk dalam kalender resmi MotoGP 2018
Ananda Mikola menambahkan, MotoGP menjadi olahraga otomotif yang digemari berbagai segmen masyarakat Indonesia, dari kalangan atas hingga bawah. Beda dengan F1 yang hanya disukai lapisan masyarakat tertentu.
Sisi bisnis MotoGP pun dapat terlihat dari persaingan tiga pabrikan motor yang pangsa pasar besarnya ada di Indonesia. Beberapa pabrikan motor bahkan bisa mencantumkan slogan berbahasa Indonesia seperti Satu Hati dari tim Repsol Honda, Nyalakan Nyali dari Suzuki Ecstar, dan Semakin di Depan milik Movistar Yamaha.
"Ini menjadi keuntungan yang sangat baik bagi Indonesia ketika menyelenggarakan MotoGP," ujarnya.
Pada 28 September 1997, Sirkuit Sentul pernah menggelar MotoGP. Saat itu Valentino Rossi turun di kelas 125 cc dan jadi juara dengan bendera Aprilia, sementara kelas 250 cc dijuarai Max Biaggi dari Honda.
Adapun podium nomor bergengsi 500 cc dipuncaki trio Honda dengan urutan juara Tadayuki Okada (Jepang) diikuti Mick Doohan (Australia) dan Alex Criville (Spanyol). Sayang setelah perhelatan tersebut sirkuit di Indonesia tidak pernah lagi digunakan karena adanya krisis ekonomi.