REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pekan lalu, Justice League diam-diam resmi menutup layar domestiknya dengan pendapatan kotor sekitar US$ 229 juta. Pencapaian ini menjadikan film yang dibintangi Ben Affleck dan Henry Cavill tersebut sebagai produksi DC Universe dengan pendapatan terendah.
Ini menjadi fakta mengejutkan, mengingat film yang disutradarai Zack Synder ini menampilkan banyak karakter superhero di dalamnya. Dari Batman, Superman, Wonder Woman, Aquaman, Flash, hingga Cyborg muncul, membuat Justice League kerap disebut sebagai The Avengers versi DC.
Ditambah, rilisnya film hanya selang beberapa bulan setelah kesuksesan Wonder Woman. Oleh karena itu, banyakpihak yang memprediksi Justice League akan meraih pendapatan besar. Tapi, ekspektasi itu meleset.
Pendapatan sebesar US$ 229 juta menempatkan Justice League berada di belakang Man of Steel dengan perbedaan hingga US$ 60 juta. Dibanding Suicide Squad, Justice League berada US$ 100 juta di belakang.
Secara internasional, kondisinya tidak jauh berbeda. Sementara film ini masih ditayangkan di sejumlahtempat, pencapaian internasional Justice League mencapai US$ 657 juta. Pencapaian itu membuatnya menempati posisi kelima dari film DC lain termasuk Man of Steel. Batman vs Superman masih menduduki nomor satu dengan US$ 873 juta.
Dilansir Gizmodo, Rabu (21/3), ada beberapa faktor yang menyebabkan Justice League tidak tampil baik. Di antaranya, banyak penonton merasa tidak puas dengan film-film sebelumnya, yakni Suicide Squad dan Batman vs Superman. Meski mereka merasa puas dengan Wonder Woman, hanya sedikit orang yang peduli terhadap Justice League.
Ulasan yang kurang memuaskan dari beberapa situs ulasan film juga membuat pendapatan film ini tidak maksimal. Terlebih, trailer yang dirasa kurang maksimal membuat Justice League semakin terperosok dan kurang menarik perhatian masyarakat.