REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI --- Pemerintah terus berupaya mempercepat peningkatan populasi sapi lokal agar bisa mencapai target pada 2026. Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan Indonesia menargetkan bisa mengekspor sapi ke negara lain pada 2026, namun untuk mencapai itu, populasi sapi dalam negeri harus mencapai 33 juta populasi.
Saat ini, kata dia, populasi sapi nasional berada di kisaran 16 juta populasi. I Ketut berharap pada 2018 kembali terjadi lonjakan populasi sapi seiring dilanjutkannya program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau yang dikenal dengan UPSUS SIWAB.
"Kita perlu 33 populasi baru bisa impor, karena itu (UPSUS SIWAB) jangan berhenti dan diikuti nanti investor swasta mendorong terjadinya peloncatan populasi," kata I Ketut saat kunjungan kerja ke Desa Kedungdowo, Kecamatan Andong, Boyolali pada Selasa (20/3).
Ia meyakini dengan gotong royong dan kesungguhan masyarakat dalam mensukseskan program UPSUS SIWAB, target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2026 pun akan tercapai. Menurutnya manfaat program tersebut telah dirasakan masyarakat.
Selain terjadinya lonjakan populasi, kata dia terjadi juga perubahan paradigma di masyarakat, di mana kini masyarakat mulai beralih dari beternak sapi perah jantan menjadi sapi perah betina. Untuk mendorong terjadinya lonjalan populasi yang signifikan, kata I Ketut dalam waktu dekat ini Pemerintah akan melakukan impor 15 ribu sapi indukan.
Tahun ini 15 ribu sapi indukan impor yang saya akan berikan ke petani ke UPTD semua itu untuk mendorong populasi, katanya.
Sementara itu capaian kinerja UPSUS SIWAB dinilai berhasil. Untuk pelayanan inseminasi buatan dari Januari 2017 sampai Maret 2018 telah terealisasi sebanyak 4.905.881 ekor, sedangkan sapi dalam kondisi bunting sebanyak 2.186.892 ekor dan kelahiran ternak sampai Maret 2018 sebanyak 1.051.688 ekor.