Rabu 21 Mar 2018 08:44 WIB

Sekolah Bisnis Santripreneur Gelar Pelatihan Kewirausahaan

Pelatihan untuk mencetak pengusahan dan tenaga teknik lapangan di Kulonprogo.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Sekolah Binis Santripreneur mengadakan Pelatihan Kewirausahaan di Gedung PCNU Kabupaten Kulonprogo. Kegiatan itu bertujuan mencetak pengusaha dan tenaga teknik lapangan Kulongprogo.

Kegiatan itu dibuka Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, yang menyambut baik dilaksanakannya pelatihan tersebut. Ia merasa, pelatihan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia di bidang kewirausahaan.

"Harapan kami pelatihan ini mengubah pemikiran, sikap, kemudian punya spirit melakukan usaha, memang untuk memilih usaha harus cermat, tapi setelah menentukan harus punya semangat total, jangan mudah menyerah dengan berganti usaha," kata Sutedjo.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo bersama masyarakat telah membentuk spirit berdikari. Kulonprogo memiliki wilayah dari pantai, dataran rendah sampai pegunungan tinggi yang merupakan potensi yang bisa dikelola.

Inisiator dan Pembina Santripreneur Indonesia, Ahmad Sugeng Utomo (Gus Ut), menyampaikan pelatihan lebih kepada mencetak pengusaha, diajarkan bisnis secara umum sampai akhirnya tercetak satu pengusaha. Intinya, mereka diarahkan untuk memiliki bisnis yang legal.

"Karena sekarang kalau tidak legal itu susah, terkait kepercayaan publik dan rekanan," ujar Gus Ut.

Ia melihat, kemunculan bandar udara di Kulonprogo merupakan bentuk pembangunan yang berkesinambungan dari bangsa Indonesia. Oleh karenanya, masyarakat harus siap dan disiapkan menghadapi peradaban baru.

Sebab mau tidak mau, bandara itu dirasa akan menjadi sebuah kekuatan perekonomian baru bagi Kulonprogo. Menurut Gus Ut, jika masyarakatnya tidak siap terhadap peradaban baru itu, bukan tidak mungkin mereka terpinggirkan.

"Untuk menghindari itu, kita mendidik mulai dari sekarang menjadi pengusaha, tidak sekadar menjadi tenaga skill, tapi di sini kita menawarkan jika ingin menjadi tenaga lapangan, kita siapkan," kata Gus Ut.

Pelatihan menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dan PT Angkasa Pura. Rektor UNU, KH Wasiludin menilai, selama ini bidang perekonomian masih ketinggalan, belum ada upaya untuk bangkit. "Semua kita bisa manfaatkan, jangan hanya jadi penonton," kata Wasiludin.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ
Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan,

(QS. Al-An'am ayat 141)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement