Rabu 21 Mar 2018 11:20 WIB

Muslim Inggris Lebih Pentingkan Identitas Nasional

Kaum muda Muslim Inggris memiliki pandangan yang lebih terbuka.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Para Muslimah di London, Inggris.
Foto: EPA
Para Muslimah di London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim di Inggris dilaporkan lebih mementingkan nasionalisme. Mereka juga dilaporkan menempatkan penekanan yang besar terhadap pendidikan, dan mengidentifikasi lebih kuat identitas keagamaan mereka daripada rekan-rekan non-Muslim mereka.

Laporan berisi 75 halaman dari Ipsos Mori menganalisis penelitian dan jajak pendapat yang dilakukan sejak 2010 untuk melukiskan gambaran komprehensif tentang Muslim Inggris. Pada sensus 2011, populasi Muslim di Inggris tercatat sekitar tiga juta orang. Namun, diperkirakan angka itu meningkat tahun lalu menjadi 4,1 juta atau 6,3 persen dari populasi Inggris.

Hampir setengahnya berusia di bawah 24 tahun dan sepertiganya di bawah usia 15 tahun. Karenanya, hal itu menjadikan mereka kelompok yang paling cepat berkembang di kalangan anak muda Inggris.

Sebanyak 85 persen mengatakan merasa mereka milik Inggris. Lebih dari setengahnya (55 persen) mengatakan identitas nasional mereka penting, dibandingkan dengan 44 persen yang mengatakan penting dari populasi umum.

Identitas keagamaan sangat penting bagi 94 persen dari mereka. Lebih dari separuhnya melakukan shalat lima waktu. Ketua Aziz Foundation, Asif Aziz mengangkat laporan tersebut bersama dengan Joseph Rowntree Charitable Trust, Barrow Cadbury Trust dan Unbound Philanthropy.

"Sementara Muslim Inggris mengidentifikasi identitas keagamaan mereka dengan kuat, mereka juga setia dengan Inggris," kata Aziz, dilansir di The Guardian, Rabu (21/3).

Dalam laporan itu disebutkan, anak-anak Muslim memiliki aspirasi yang tinggi untuk prestasi pendidikan mereka. Sebanyak 56 persen mengatakan sangat mungkin mereka akan pergi ke universitas dibandingkan dengan 38 persen anak-anak non-Muslim. Lebih banyak anak perempuan Muslim daripada anak laki-laki yang mengharapkan pendidikan universitas.

Lebih dari tujuh persen Muslim menganggur, dibandingkan dengan empat persen populasi Inggris secara keseluruhan. Hampir dua pertiga umat Islam mengatakan, mereka berpikir kelompok agama dan etnis yang berbeda harus lebih banyak bercampur. Mayoritas Muslim dari segala usia memakai atribut bunga merah pada Hari Peringatan Pahlawan Inggris, dan hampir tiga perempat mengatakan mereka selalu atau kadang-kadang mengirim kartu Natal.

Sementara itu, 45 persen Muslim di bawah usia 24 mengatakan setidaknya separuh teman mereka berasal dari luar kelompok etnis mereka. Orang-orang di London lebih cenderung memiliki kelompok teman yang beragam daripada orang Muslim di seluruh negeri.

Dalam laporan tersebut, Muslim cenderung memiliki sikap sosial yang lebih konservatif daripada populasi umum. Setengah pria Muslim dan sepertiga wanita percaya istri harus menuruti suami mereka, dan 38 persen pria mengatakan dapat diterima bagi seorang Muslim Inggris untuk memiliki lebih dari satu istri. Sedangkan mayoritas mengatakan, homoseksualitas seharusnya tidak legal.

Selain itu, satu dari empat Muslim khawatir diserang secara fisik karena warna kulit mereka, asal etnis atau agama. Direktur penelitian di Ipsos Mori, Kully Kaur-Ballagan mengatakan laporan itu menunjukkan sebagian besar Muslim Inggris percaya menjadi Muslim dan menjadi orang Inggris sepenuhnya kompatibel atau sesuai. Ballagan mengatakan kaum muda Muslim memiliki pandangan yang lebih terbuka dan memiliki jejaring sosial yang lebih beragam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement