REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang mantan model majalah Playboy Karen McDougal mengungkap perselingkuhannya dengan Donald Trump yang terjadi sebelum ia menjabat sebagai presiden AS. McDougal merupakan wanita kedua pada bulan ini yang menantang upaya Trump untuk membungkam kisah tentang hubungan perselingkuhan di luar pernikahannya.
Pada Selasa (20/3), McDougal menuntut untuk dibebaskan dari perjanjian hukum pada 2016 yang membatasi kemampuannya untuk berbicara. Ia menggugat perusahaan induk National Enquirer, yang telah membayarnya sebesar 150 ribu dolar AS untuk tutup mulut. Direktur utama perusahaan ini diketahui adalah teman dekat Trump.
Seorang model lainnya, Stephanie Clifford atau yang lebih dikenal dengan nama Stormy Daniels, juga mengaku diberi uang tutup mulut sebesar 130 ribu dolar AS oleh pengacara pribadi Trump, Michael D Cohen. Clifford telah terlebih dahulu mengajukan gugatan hukum pada awal bulan ini.
"Sudah diputuskan, presiden Amerika Serikat tidak memiliki kekebalan dan harus tunduk pada hukum atas tindakan yang dilakukan murni secara pribadi," ujar hakim Jennifer G Schecter, mengutip kasus pelecehan Paula Jones yang memicu tuntutan pemakzulan mantan presiden Bill Clinton.
McDougal mengajukan gugatan hukum ke Pengadilan Tinggi Los Angeles. Ia mengklaim Cohen diam-diam terlibat dalam kesepakatan kontraknya dengan tabloid American Media Inc (AMI), anak perusahaan dari National Enquirer.
AMI dan pengacaranya pada saat itu menjebaknya dengan kesepakatan yang menyesatkan. Menurut McDougal, setelah dia berbicara dengan the New York Times terkait perselingkuhannya dengan Trump, AMI memperingatkan setiap pengungkapan lebih lanjut akan melanggar kontrak McDougal sebagai model.
"Dia ditipu untuk menandatanganinya dan disesatkan mengenai isinya (termasuk oleh pengacaranya sendiri)," tulis gugatan hukum tersebut.
Dalam sebuah surel kepada the New York Times, pengacara baru McDougal, Peter K Stris, menuduh AMI tengah melakukan upaya untuk membungkam McDougal. "Gugatan yang diajukan hari ini bertujuan untuk mengembalikan haknya atas suaranya sendiri. Kami bermaksud untuk membatalkan kontrak American Media Inc dengan Karen sehingga dia bisa mendapatkan kehidupan pribadi yang layak dia dapatkan," ujar Stris.
Tak lama setelah McDougal mengajukan gugatannya, CNN mengumumkan, dia akan menghadiri wawancara dengan pembawa acara Anderson Cooper pada Kamis (22/3) mendatang. Sementara, Clifford akan muncul dalam acara "60 Minutes" tiga hari kemudian untuk membahas mengenai hubungannya dengan Trump dan upaya yang dilakukan Cohen untuk membungkamnya.
Clifford dan McDougal menceritakan kisah-kisah yang sangat mirip tentang pengalaman mereka berselingkuh dengan Trump. Keduanya pernah berjanjian dengan Trump saat turnamen golf di Danau Tahoe pada 2006, berkencan di Hotel Beverly Hills yang sama, dan dijanjikan apartemen sebagai hadiah.
Kisah mereka pertama kali muncul di the Wall Street Journal empat hari sebelum pemilihan presiden AS 2016. Namun, hanya sedikit yang tertarik mengenai kisah tersebut, menyusul ingar bingarnya kemenangan Trump.
AMI diketahui berusaha mengubur kisah perselingkuhan Trump karena bisa merusak persahabatannya dengan salah satu eksekutif AMI, yaitu David J Pecker. Dalam gugatannya, McDougal menyatakan, dia tidak tahu tentang persahabatan antara Pecker dan Trump.
AMI sebelumnya telah mengakui Trump pernah menjalin pertemanan dengan Pecker. Namun, mereka mengatakan, hal itu tidak memengaruhi peliputan di publikasi perusahaan.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/3), AMI mengatakan, kontraknya dengan McDougal adalah kontrak yang sah dan mereka tengah mencoba untuk mencapai resolusi damai. AMI juga telah mengeluarkan kebijakan editorial untuk memublikasikan kisah hidupnya.
"Dia telah dibebaskan untuk menanggapi pertanyaan pers tentang hubungannya dengan Presiden Trump sejak 2016," ujar pernyataan AMI itu.
AMI kemudian mengubah isi kontraknya setelah pemilihan presiden, yang memungkinkan McDougal untuk menjawab hanya pertanyaan-pertanyaan tertentu dari pers. Namun, dalam gugatannya, McDougal menyatakan parameter itu tidak jelas baginya dan pengacaranya berpendapat AMI terus berusaha mengendalikan haknya untuk berbicara.