REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komentar yang dikeluarkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam menanggapi kritik dari Amien Rais memunculkan berbagai reaksi dari sejumlah kelompok masyarakat, tak terkecuali dari Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Se-Nusantara (Kauman). Ketua Umum Kauman Amirsyah Tambunan menilai, sikap Luhut tersebut kurang etis dan cenderung emosional.
"Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah se-Nusantara (Kauman) menyayangkan sikap Luhut Binsar Panjaitan dalan menanggapi kritikan soal pembagian sertifikat tanah dengan menggunakan bahasa yg kurang etis, cendrung emosional," kata Amirsyah kepada Republika.co.id, Jakarta, Rabu (21/3).
Amirsyah menuturkan, sebagai pemerintah, Luhut seharusnya memberikan tanggapan yang santun. Tanggapan tersebut juga harus didasarkan atas substansi masalah yang terjadi. "Contoh substansi masalahnya adalah perlu pembuktian sertifikat tanah yang proseduran sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku," ujarnya.
Seperti diketahui, Ketua Majelis Kehormatan PAN, Amien Rais, kembali melontarkan kritik kepada pemerintah yang berkuasa saat ini. Amien mengatakan ada pembohongan dalam program bagi-bagi sertifikat tanah.
Ia menegaskan, program bagi-bagi sertifikat tanah itu pengibulan karena ada 74 persen tanah di negeri ini dikuasai kelompok tertentu, pemerintah diam saja. Penguasaan tanah yang luar biasa luas itu seolah dibiarkan.
Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan menanggapi kritik itu dengan mengatakan program sertifikat tanah itu terus berjalan. Tidak benar jika dikatakan program sertifikat tanah itu membohongi, karena memang prosesnya lama dan panjang. Luhut meminta 'senior-senior' untuk tidak asal bunyi dalam berbicara.
"Dia kan 70 tahun, sata 71 tahun juga," kata Luhut.
Ia menegaskan pemerintah tidak antikritik, tetapi meminta agar kritik yang disampaikan kritik yang membangun. Luhut mengaku memiliki rekam jejak sosok yang disebutnya senior dan berusia 70 tahun itu.