Rabu 21 Mar 2018 15:16 WIB

Dapur Umum di Ghouta Beroperasi di Bawah Tanah

Mengolah bahan makanan di Ghouta Timur adalah perjuangan hidup dan mati.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar acara Ngobrol Kemanusiaan bertajuk Selamatkan Ghouta di Kemang, Jakarta, Kamis (8/3). Dapur umum ACT di Ghouta Suriah memproduksi 20 ribu paket makanan per hari.
Foto: Republika/Fuji E Permana
Aksi Cepat Tanggap (ACT) menggelar acara Ngobrol Kemanusiaan bertajuk Selamatkan Ghouta di Kemang, Jakarta, Kamis (8/3). Dapur umum ACT di Ghouta Suriah memproduksi 20 ribu paket makanan per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama dengan mitra lokal di Suriah terus bergerak setiap hari tanpa henti untuk memastikan dapur umum di Ghouta Timur selalu siap memasok makanan. Lewat sambungan telepon dengan Tim SOS Suriah ACT ke XIV yang berada di sepanjang perbatasan, mitra lokal ACT mengabarkan dapur umum dijalankan di bawah tanah untuk memasok makanan siap saji.

Menu yang disiapkan, makanan hangat khas Ghouta, seperti sup lentil, nasi biryani dan roti khobz. "Relawan kami mengatakan, mengolah bahan makanan menjadi makanan siap saji di Ghouta Timur adalah perjuangan hidup dan mati," ujar General Manager Komunikasi ACT, Lukman Azis Kurniawan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (21/3).

Menurut Lukman, dari urusan membeli bahan pangan, sampai mendistribusikan bahan pangan hingga ke dalam Ghouta dilakukan dengan bersembunyi, mengendap, bahkan menggunakan terowongan bawah tanah. Mereka hanya bisa bergerak ketika suara dentuman bom di atas tanah tak lagi terdengar.

Pengungsian di bawah tanah mulai dilakukan warga Ghouta sejak 18 Februari 2018. Hari demi hari selama beberapa pekan terakhir, menjadi horor paling nyata bagi warga Ghouta Timur. Serangan rudal udara terjadi ke semua arah. Tak peduli dengan nasib ratusan ribu sipil yang terjebak di dalam Ghouta Timur.

"Saat ini sejak bantuan pangan didistribusikan dari Dapur Umum Indonesia di Ghouta. Tak kurang 10 ribu paket bantuan pangan telah diterima warga Ghouta," ucap Lukman.

Sasaran distribusi menjangkau Saqba, Hamoryah, Irbin, Jesreen, Harasta, sampai Kafr Batna di Ghouta. Itu untuk bantuan makanan siap santap dari Dapur Umum. Sedangkan total kawasan implementasi bantuan SOS Syria XIV - ACT, mencakup wilayah Saqba, Hamoryah, Kafer Batna, Hazah, Zamalka, Aaain Tarma, Mdyra, Bait Sawa, Mesraba, Doma.

Tim lapangan melaporkan, selama mereka di lapangan, situasi mencekam. Relawan maupun yang dibantu, setiap saat diintai bahaya. Kebijakan gencatan senjata lima jam setiap harinya yang ditetapkan oleh rezim dan sekutunya sama sekali tak menjamin keselamatan para pekerja sosial dan warga sipil.

Selama proses distribusi, dari perbatasan Turki-Suriah, mereka melaporkan, masih bisa mendengar suara-suara maut itu. Bom-bom masih terdengar, mengirim bayangan kengerian di Ghouta Timur. "Betapa berarti bantuan pangan untuk Ghouta. ACT memang telah mengirim bantuan pangan, namun belum memadai," kata Lukman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement