Rabu 21 Mar 2018 17:46 WIB

Kemenaker Petakan Pekerjaan yang Hilang Akibat Digitalisasi

Revolusi teknologi menciptakan peluang kerja baru dan menghilangkan pekerjaan lama.

Red: Nur Aini
Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menyiapkan pemetaan sektor pekerjaan yang bakal tumbuh dan menghilang dalam 15 tahun ke depan sebagai dampak era digitalisasi dan bonus demografi.

"Intinya perubahan industri sebagai akibat revolusi teknologi informasi harus diantisipasi secara cepat karena di satu sisi menciptakan peluang kerja baru. Tapi di sisi lain juga membunuh pekerjaan yang lama," kata Menaker dalam pernyataan pers Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, Rabu (21/3).

Meski demikian, Hanif mengajak semua pihak optimistis menghadapi revolusi industri yang terjadi sejak tahap satu hingga empat, namun umat manusia tetap bisa bertahan. "Masalahnya tinggal apakah bertahan di negara kita lebih cepat dari negara lain atau tidak. Karena itu kuncinya selain terletak pada kualitas juga kecepatan (berubah)," katanya.

Sejumlah pekerjaan yang diperkirakan akan meningkat pada 2017-2020 di antaranya adalah trainer, perawat, manajer keuangan, pengacara, agen penjualan, analis, terapis fisiologis, penasihat keuangan, SDM, perawat, dokter, programmer, dan layanan berita reguler.

Sedangkan sejumlah pekerjaan yang mengalami penurunan, yakni manajer administrasi, mekanis, tukang cetak, pengantar surat, sopir, petugas ekspedisi, pekerja pabrik, operator, serta operator mesin jahit, perangkat komunikasi, dan radio.

Sementara pada 2021-2025 diperkirakan pertumbuhan pekerjaan akan terjadi di pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, serta analis dampak lingkungan.

Kemudian pekerjaan yang akan mengalami penurunan adalah resepsionis, tukang kayu, desainer tiga dimensi, pengolah semikonduktor, teller bank, travel agents, juru masak fast-food, dan operator mesin.

Berikutnya, kata Menteri Hanif, adalah periode 2026-2030 di mana pertumbuhan diperkirakan terjadi pada jenis pekerjaan perancang, pemograman kecerdasan buatan, perancang dan pengendali mesin otomasi, perancang software, dan game online.

"Tapi jenis pekerjaan ahli las, staf akuntan, operator mesin, sopir truk dan ahli mesin mulai tersingkir. Padahal jumlah sopir truk kita ada sekitar enam juta," katanya.

Baca juga: Insiden Proyek Pasar Rumput, Polisi: Ini Kesalahan Pekerja

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement