Rabu 21 Mar 2018 18:57 WIB

Jejak Ulama Melayu di Benua Hitam

Hingga kini masih bisa ditemui makam-makam Islam

Muslim Afrika Selatan.
Foto: Lenzinfo.co.za
Muslim Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam di Afrika Selatan erat kaitannya dengan keberadaan Melayu di kawasan itu. Itu bisa dilihat dari adanya kesamaan ritual keagamaan komunitas Muslim di Indonesia dengan di Afrika Selatan.

Sebutlah, misalnya, soal upacara cukur rambut saat seorang bayi baru lahir. Sebagaimana halnya ritual yang biasa ditemui di Indonesia, ritual keagamaan semacam itu masih bisa ditemui dalam komunitas Muslim di kawasan ini.

Hal kurang lebih sama pada kegiatan tahlilan ketika seseorang wafat dengan menggelar pengajian, mulai malam pertama hingga hari ketujuh, dilanjutkan dengan upacara empat puluh harian, seratus harian, hingga seribu hari. Sebagaimana di Indonesia, warga yang datang untuk membacakan doa tahlil pun akan disuguhi berbagai hidangan yang pengerjaannya dilaksanakan secara gotong royong antarwarga yang terdiri atas kaum wanita.

Ada sejarawan Afrika Selatan berpendapat, orang Islam pertama masuk di wilayah ini adalah kaum Mardyker yang datang dari Kepulauan Maluku tahun 1658. Mereka didatangkan oleh VOC sebagai pasukan pengaman dari serbuan penduduk asli setempat di samping sebagai buruh kerja paksa.

Tak sampai 10 tahun berselang, datang sekelompok buangan politik dari Sumatra, yang merupakan penganut paham tarekat Syekh Qadiriyyah. Dua di antara mereka kemudian malah mengembangkan komunitas sosial tersendiri di daerah Constantia, distrik di pinggiran kota Cape Town sekarang--saat itu masih berupa hutan.

Tidak mengherankan bila hingga kini masih bisa ditemui makam-makam Islam yang disebut keramat di kawasan Groot Constantia dan Klein Constantia. Banyak masyarakat yang menziarahinya sebagaimana menziarahi makam-makam keramat lainnya, seperti di Keramat Luar Batang di Jakarta Utara atau Karamat Tuang Guru Macassar Faure tempat disemayamkannya jasad Syekh Yusuf pada zaman dulu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement