Kamis 22 Mar 2018 01:00 WIB

SBY: Amien dan Luhut, Keduanya Tokoh Bangsa

Amien diminta lebih bijak mengkritik, pemerintah harus hindari ancam-mengancam.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Elba Damhuri
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang yudhoyono (SBY)  bersiap memberikan sambutan dalam acara pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di memenuhi Sentul Internasional Convention Center (SICc), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang yudhoyono (SBY) bersiap memberikan sambutan dalam acara pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di memenuhi Sentul Internasional Convention Center (SICc), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pandangan terhadap permasalahan yang timbul dari pernyataan Amien Rais yang kemudian direspons keras Luhut B Panjaitan.

SBY menilai, Amien Rais dan Luhut Binsar Panjaitan merupakan tokoh bangsa sehingga keduanya harus lebih bijak. SBY berharap polemik di antara keduanya bisa diselesaikan secara damai dan kekeluargaan.

Sebagai tokoh bangsa senior, SBY mengatakan hendaknya Amien Rais lebih bijaksana dalam menyampaikan kritik sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. Di sisi lain, SBY juga berharap pejabat pemerintah mengurangi penyampaian pernyataan publik yang bernada ancaman.

"Kekuasaan bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk melindungi dan mengayomi," kata SBY.

Menurut SBY, kritik itu harus lebih bijak. Selain itu, SBY juga menilai pemerintah harus lebih bijak pula ketika menerima kritikan.

"Pemerintah tak perlu arogan dalam menanggapi kritik. Negeri ini dibangun bukan untuk menjadi negara kekuasaan. Karena itu, kedaulatan berada di tangan rakyat. Tapi rakyat juta tak boleh absolut," kata SBY pada jumpa pers Tour de Jawa Barat Partai Demokrat di Purwakarta, Rabu (21/3).

Sebelumnya, Amien Rais melontarkan kritik pada pemerintahan Presiden Jokowi terkait pembagian sertifikat tanah. Ia mengatakan, ada pembohongan bagi-bagi sertifikat tanah karena ada 74 persen tanah dikuasai kelompok tertentu.

Luhut membantah kritik tersebut. Kata Luhut, tidak benar jika dikatakan program sertifikat tanah membohongi sebab memang membutuhkan proses yang panjang.

Ia menegaskan, pemerintah tidak antikritik. Akan tetapi, ia meminta agar kritik yang disampaikan lebih membangun dan tidak membuat fitnah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement