REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Batam Kepulauan Riau menarik ratusan kaleng sarden yang mengandung cacing gilik di sejumlah pasar swalayan setempat, Kamis (22/3). "Kami tarik sarden itu dari kemarin sampai sekarang masih berlangsung," kata Kepala Dinas Perindag Kota Batam, Zarefriadi, di Batam.
Tim Disperindag pada Rabu (21/3) mendatangi tiga pasar swalayan dan mengumpulkan makanan kaleng itu. Hari ini, tim kembali menelusuri dua hingga tiga pasar swalayan untuk mencari sarden itu. Ia menyatakan, setelah ditarik, sarden itu akan dihancurkan.
Menurut dia, Disperindag tidak berwenang mencabut izin perusahaan yang memproduksi sarden itu karena perizinan diterbitkan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Namun, Disperindag dan Dinas Kesehatan dapat membuat rekomendasi sesuai dengan pengawasan dan pembinaan di lapangan.
"Kalau sudah dinasihati tapi diacuhkan karena bisa saja kesilapan, tidak semua kesilapan disengaja. Jadi, harus dibina," kata dia.
Wakil Wali Kota Amsakar Achmad menyatakan membentuk tim untuk menyelidiki sarden makarel yang diimpor perusahaan di kota itu yang terdeteksi mengandung cacing pita oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Hasil dari investigasi itu akan dilanjutkan dengan BPOM dan Dinas Kesehatan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan kepada manusia yang mengonsumsinya.
"Prinsipnya, kalau benar, izin akan ditinjau ulang," kata Amsakar.
Sebelumnya, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru, Provinsi Riau, melarang beredarnya sarden kaleng merek Farmer Jack Mackerel disebabkan adanya temuan cacing di dalam kaleng kemasan sarden tersebut. Cacing yang ditemukan adalah jenis gilik dan termasuk cacing parasit yang bisa berkembang biak dalam tubuh manusia.
Sarden yang diimpor tersebut sudah terdaftar di BPOM pada 2016 dan diimpor PT Prima Niaga Indomas, Batam. Sedangkan, produsennya Zhang Zou Tan.co.ltd, perusahaan asal Cina.