Kamis 22 Mar 2018 14:35 WIB

Kawah Ijen Keluarkan Gas Berbahaya, Ini Penjelasan BNPB

Kawasan Gunung Ijen ditutup untuk pengunjung.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
Wisatawan menikmati pemandangan panorama kawah ijen di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (3/6).(Antara/Budi Candra Setya)
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Wisatawan menikmati pemandangan panorama kawah ijen di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (3/6).(Antara/Budi Candra Setya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan Kawah Gunung Ijen yang berada di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur mengeluarkan gas berbahaya pada Rabu (21/3) malam. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan gas berbahaya tersebut berupa gas belerang yang pekat.

"Akibatnya 30 orang warga sekitar terpapar gas berbahaya ini, menyebabkan sesak napas dan dampak lainnya," ungkapnya.

Pada Rabu malam (22/3) sekitar pukul 19.15 WIB, terjadi letusan freatik dan terdengar letusan tiga kali di Pondok Bunder yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari kawah Gunung Ijen. Meski demikian, tidak ada kenaikan aktivitas vulkanis di Gunung Ijen.

Kemudian sekitar pukul 20.30 WIB, beberapa warga Dusun Margahayu Desa Kalianyar Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso mengalami keracunan gas belerang. "Warga merasakan sesak nafas dan adanya muntah-muntah," kata Sutopo.

Sebanyak 30 orang warga itu, kemudian dirawat di puskesmas dan rumah sakit setempat. Sebanyak 24 orang di Puskesmas Sempol, empat orang di Puskesmas Tlogosari dan dua orang di rujuk ke RS Koesnadi Bondowoso. Saat ini, ia mengungkapkan kondisi pasien makin membaik.

Sebanyak 178 jiwa warga sudah dievakuasi dari empat dusun terpapar yaitu Dusun Margahayu, Dusun Krepekan, Dusun Watucapil, dan Dusun Kebun Jeruk ke tempat aman di masjid Sempol, di rumah warga dan di puskesmas. Menurutnya, tidak semua warga dari dusun bersedia dievakuasi. Saat ini, bau menyengat mulai berkurang.

BPBD Bondowoso bersama TNI, Polri, SKPD, SAR, Tagana, dan relawan mengevakuasi warga. Sebanyak 25 ribu masker dibagikan ke warga. Sedangkan, 20 mobil ambulan dari sejumlah Puskesmas disiagakan di sekitar Desa Sempol. Dapur umur dan pos kesehatan telah didirikan. Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD dan PVMBG dalam penanganan dampak gas beracun Gunung Ijen.

Hingga saat ini status Gunung Ijen masih Normal (level I). Menurut BNPB, tidak ada kenaikan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan. Laporan dari Pos Pengamatan Gunungapi Ijen PVMBG terjadi gempa hembusan satu kali, tremor nonharmonik satu kali, gempa vulkanik dangkal 19 kali, gempa vulkanik dalam dua kali, dan gempa tektonik jauh tiga kali.

Dengan adanya kejadian penyebaran gas beracun dari Gunungapi Ijen, BNPB mengimbau masyarakat dan pengunjung/wisatawan/pendaki/penambang tidak diperbolehkan mendekati bibir kawah. Warga dan pengunjung pun tidak boleh melakukan aktivitas apapun sampai dengan ada pemberitahuan lebih lanjut. Akses menuju puncak kawah Gunung Ijen ditutup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement