REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taiwan menggencarkan label industri halal sebagai tempat kunjungan wisatawan yang ramah serta sesuai untuk masyarakat Muslim.
"Masyarakat Muslim banyak di belahan dunia, oleh karena itu kami ingin mengajak bermitra dengan masyarakat Muslim dengan memastikan memiliki berbagai sektor industri yang halal," kata Wakil Direktur Eksekutif Pengembangan Perdagangan Taiwan (TAITRA) Vanessa Chang di Jakarta, Kamis (22/3).
Dalam peluncuran program yang bertajuk "Taiwan Expo 2018" akan dipamerkan sebanyak 230 vendor dari Taiwan. Lebih dari 4.500 produk tersaji di JCC pada 29 sampai 31 Maret 2018.
Industri halal akan diperluas pengembangannya di pameran tersebut. Sebanyak 120 produk halal akan dipamerkan baik masakan, bahan mentah, hingga wisata yang sesuai bagi masyarakat muslim.
Selain itu, perdagangan digital juga menjadi perhatian bagi Taiwan untuk menarik investor dari Indonesia. Indonesia menjadi mitra dagang yang potensial bagi Taiwan.
Ketua Komite KADIN khusus Indonesia-Taiwan Rini Lestari akan mendorong kegiatan tersebut untuk lebih berkembang lagi tiap tahunnya. "Ini adalah tahun kedua untuk Taiwan Expo, dan melihat tahun pertama, antusias investor meningkat dua kali lipat," kata Rini. Banyak perusahaan Taiwan yang sudah bermitra dengan pengusaha Indonesia.
KADIN berusaha mendorong serta memfasilitasi pengembangan sektor perdagangan, utama yang dapat meningkatkan kegiatan ekspor. "Sementara saya lihat masih banyak impor, sebab kalau mau ekspor masyarakat Taiwan sedikit, sehingga belum terlalu besar untuk menjadi target utama komoditas ekspor Indonesia," kata Rini.
Ia mengatakan produk kerajinan tangan Indonesia banyak diminati Taiwan, misal batik dan barang rumah tangga. KADIN akan menjembatani proses perdagangan tersebut agar menguntungkan kedua pihak.