Kamis 22 Mar 2018 15:54 WIB

Pemkot Surabaya Tambah 7 Penampungan Air untuk Atasi Banjir

Pembangunan tujuh penampungan air dilakukan secara swakelola.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Waduk, ilustrasi
Waduk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya terus mengebut pengerjaan bozem (tempat penampungan air) baru di Surabaya Barat untuk mengantisipasi banjir. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati mengungkapkan, tahun ini ada tujuh bozem yang sedang dibangun.

Erna pun menjelaskan, ketujuh bozem itu adalah di Kebraon, Telogo Tanjung Bangkingan, Waduk Banpur Karangpilang, Simo Hilir, Lempung Perdana, Manukan Tirto, dan di Yono Suwono. Katujuh bozem tersebut memiliki ukurannya rata-rata kecil dan sedang.

"Yang paling besar yang akan kami bangun di Telogo Tanjung Bangkingan. Dan yang pasti, tujuh bozem yang dibangun itu bisa menampung air saat hujan deras," kata Erna di Surabaya, Kamis (22/3).

Menurut Erna, pembangunan tujuh bozem itu dilakukan secara swakelola. Artinya, tidak dilelangkan seperti biasanya. Sebab, ia menilai apabila dilelang seperti biasanya akan memakan waktu panjang dan biayanya juga lumayan besar.

Erna meyakini, melalui cara tersebut, maka proses pengerjaan bozem itu bisa dipercepat. Bahkan, ia memperkirakan proses pengerjaannya hanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga bulan. Apalagi, proyek tersebut dikeejakan setiap hari.

Erna melanjutkan, hingga saat ini, sebanyak 37 bozem telah dibangun oleh Pemkot Surabaya. Luasnya sekitar 1,2 juta meter persegi. Adapun bozem yang paling luas dan terbesar adalah Bozem Morokrembangan dengan luas 800 ribu meter persegi. Kemudian, Bozem Kedurus 143 ribu meter persegi, dan Bozem Wonorejo 120 ribu meter persegi.

Erna menjelaskan, lokasi-lokasi yang dipilih untuk membangun bozem itu bermacam-macam. Ada yang dibangun pada lahan yang sudah dibebaskan oleh Pemkot Surabaya, seperti yang ada di bundaran PTC. Kemudian, ada pula yang dibangun di perumahan.

Selain itu, ada juga bozem yang dibangun di atas lahan milik militer, seperti Waduk Banpur yang lokasinya berada di area marinir. Oleh karena itu, waduk tersebut diberi nama Waduk Banpur yang merupakan singkatan dari bantuan tempur. "Tidak apa-apa meskipun di lahan marinir, asalkan mereka sudah memberikan izin pembangunannya," kata Erna.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement