REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ( PAN), Dradjad Wibowo menilai pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait Indonesia bubar adalah persiapannya menuju Pemilu Presiden 2019. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Prabowo adalah sebuah peringatan.
"Saya lihat sekarang ini dia sedang persiapan launching mungkin deklarasi sebagai Capres," kata Dradjad saat dihubungi Republika.co.id.
Prabowo, disebutnya memulai langkah dengan memberikan peringatan. Dradjad mengatakan Prabowo adalah seorang yang ingin melihat Indonesia kuat. Sehingga ia tidak mau Indonesia terlihat lemah oleh pihak luar. Pidato Prabowo tersebut merupakan respons terhadap kajian strategis pihak luar.
"Saya lihat pak Prabowo tahu ada masalah, mungkin pada saatnya dia akan keluar menawarkan diri bahwa ia punya solusi," katanya.
Saat ini, Indonesia memiliki faktor risiko menuju negara gagal. Seperti kondisi utang yang sudah membebani APBN. Meski masih belum lampu merah seperti negara Yunani yang tidak lagi berkuasa akan keuangannya karena utang. Namun pembayarannya cukup tinggi di APBN.
"Banyak negara yang praktis menjadi negara yang tidak berbobot itu karena masalah utang," katanya. Selain itu, ada juga masalah ketimpangan tinggi di masyarakat. Ini juga menjadi salah satu faktor risiko kegagalan negara.
Dradjad mencontohkan negara-negara Balkan yang pecah karena ketimpangan. Uni Soviet runtuh karena kombinasi masalah ekonomi dan ketimpangan.
"Menyindir pemerintah atau tidak, saya lihatnya mas Bowo ini sedang memberi peringatan (dengan pidatonya)," kata Dradjad. Pada saatnya, mungkin Prabowo jika seandainya maju kembali, akan menyiapkan program yang menyasar masalah tersebut.