REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Khalid bin Sultan Abdul Aziz dari Arab Saudi berharap agama Islam yang merupakan rahmat bagi alam semesta dapat tersebar ke seluruh dunia dari Indonesia.
"Pangeran berharap Indonesia menjadi yang terdepan dalam penyebaran agama yang rahmatan lil alamin," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin setelah silaturahim Presiden Joko Widodo dengan peserta Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadist Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud Tingkat ASEAN dan Pasifik Ke-10 2018 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/3).
Lukman menyebutkan, Indonesia menjadi tuan rumah tetap musabaqah yang seluruh pembiayaannya ditanggung oleh pangeran dari Arab Saudi dan keluarga itu. "Beliau di depan Presiden menyampaikan terima kasih karena selama ini Indonesia telah menyelenggarakan musabaqah dengan baik dan pangeran berharap Indonesia menjadi yang terdepan dalam menyebarkan ajaran yang rahmatan lil alamin," katanya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifudddin berfoto bersama Ketua Dewan Komisaris Sultan Bin Abdul Aziz Alu Suud Foundation, Pangeran Khalid Bin Sultan Bin Abdul Aziz Alu Suud dan jajaran kedutaan Besar Arab Saudi serta para pemenang usai acara penyerahan hadiah para pemenang Musabaqah Tahunan Hafalan AlQur'an dan Hadis Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Al Sa'ud Rahimahullah Tingkat ASEAN dan Pasifik Tahun 2017 di Jakarta, Kamis (4/5).
Menurut Lukman, pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah tetap penyelenggaraan Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadist Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud Tingkat ASEAN dan Pasifik merupakan pilihan yang tepat. Penyelenggaraan pada 2018 merupakan yang ke-10.
Menurut dia, Indonesia tepat menjadi tuan rumah tetap sebab Indonesia memiliki jumlah Muslim yang besar di tengah keragaman suku agama, ras, dan adat istiadat. Ia menyebutkan, secara umum tujuan penyelenggaraan musabaqah itu untuk memperkuat motivasi masyarakat di Asia dan Pasifik untuk menghafalkan Alquran dan hadis Rasullah SAW.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai Alquran dalam praktik sehari hari, juga untuk memelihara kesucian ajaran Islam dari penyimpangan dan ajaran ekstrem.
"Juga sebagai sarana mempererat kesatuan umat dan bangsa dan memperkokoh persahabatan antarnegara di kawasan Asia dan Pasifik," katanya.
Ia menyebutkan, jumlah peserta pada 2018 sebanyak 84 orang, terdiri attas 70 hafalan Alquran dan 14 hafalan hadis, serta 11 orang ofisial. Mereka berasal dari 14 negara di kawasan Asia dan Pasifik.
Pelaksanaan musabaqah itu di Masjid Istiqlal, Jakarta, 20-22 Maret 2018. Selain musabah tingkat Asia Pasifik, setiap tahun juga dilaksanakan Musabah Hafalan Alquran dan Hadist Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud tingkat nasional yang pada 2018 merupakan ke-11.
Musabaqah tingkat nasuonal itu diikuti 130 peserta putra dan 30 peserta putri dari berbagai provinsi di Indonesia. "Yang membanggakan, minat peserta selalu meningkat dari tahun ke tahun," kata Lukman.